ardipedia.com – Kamu pasti sering banget kan lagi asyik-asyiknya scroll TikTok atau Instagram Reels, eh tiba-tiba muncul video makanan yang lagi viral. Dari yang bentuknya unik, warnanya lucu, sampai cara makannya yang bikin penasaran. Nggak butuh waktu lama, FOMO (Fear of Missing Out) langsung menyerang. Rasa-rasanya kok kalau nggak ikutan nyobain, hidup jadi nggak lengkap. Akhirnya, kamu bela-belain antre, pesan online, atau bahkan sampai ke luar kota cuma buat dapetin makanan yang lagi nge-hype itu.
Tapi, setelah makanan itu sampai di tangan dan kamu cicipin, apa yang terjadi? Nggak jarang kan, rasanya itu... B aja. Iya, cuma biasa aja. Nggak se-heboh dan se-wah yang kamu lihat di media sosial. Nah, artikel ini hadir sebagai suara jujur dari tim ardipedia. Gue mau ajak kamu ngobrol santai tentang beberapa makanan viral yang, setelah di-review dari hati ke hati, ternyata lebih banyak "gimmick"-nya daripada rasanya. Jadi, sebelum kamu kena FOMO lagi dan kantong jadi bolong, mendingan baca ini dulu. Kita jujur-jujuran, biar kantong kamu auto aman!
1. Cromboloni dan Kawan-kawan Hybrid Croissant
Dulu banget, ada yang namanya cruffin. Bentuknya muffin tapi adonannya croissant. Rasanya lumayan enak, tapi nggak terlalu heboh. Eh, tiba-tiba muncul yang lebih dramatis, namanya cromboloni. Bentuknya bulet, gendut, kayak donat. Viral banget karena pas digigit, adonannya yang berlapis-lapis itu bikin suara 'kreesss' renyah, terus di dalamnya ada krim yang melimpah ruah sampai luber. Di media sosial, konten orang-orang yang gigit cromboloni dan krimnya luber itu benar-benar bikin ngiler. Penampilannya yang cantik, dengan topping cokelat, kacang, atau buah, juga bikin orang rela antre panjang.
Tapi, begitu kamu nyobain sendiri, realitanya kadang nggak seindah yang terlihat. Seringkali, rasa adonan croissant-nya jadi kalah sama krim di dalamnya yang terlalu manis. Apalagi kalau cromboloni-nya digoreng, bukannya dipanggang, rasanya jadi greasy dan berat banget. Sensasi renyah di awal memang seru, tapi setelah itu, yang kamu rasain cuma rasa manis yang overpowering dan tekstur adonan yang berminyak. Aroma butter khas croissant yang seharusnya jadi primadona, malah hilang ketutupan rasa lain. Alhasil, satu biji aja rasanya udah terlalu eneg, padahal di video orang-orang bisa makan secepat itu. Ini nih yang bikin banyak orang bilang, cromboloni itu lebih ke "kontenable" daripada "enakkable". Bikin kontennya seru, tapi rasanya ya... B aja.
2. Makanan dari 'Dessert Box' yang Manisnya Keterlaluan
Siapa sih yang nggak kenal dessert box? Tren ini muncul beberapa tahun lalu dan langsung bikin semua orang pengen nyobain. Sebuah kotak kecil berisi kue dengan lapisan-lapisan yang cantik, isinya krim, biskuit, cokelat, atau keju. Tampilannya itu lho, menggoda banget. Apalagi kalau kamu lihat videonya di TikTok, pas sendoknya masuk dan ngambil semua lapisannya sampai ke bawah, rasanya kok enak banget. Belum lagi kemasannya yang minimalis dan lucu, bikin makin pengen beli.
Masalahnya, banyak dessert box yang viral itu cuma menang di penampilan doang. Rasanya, ya ampun, manisnya bisa bikin gigi kamu ngilu. Terkadang, krim di dalamnya itu cuma krim instan yang rasanya hambar, cuma dominan di rasa manis dari gula. Lapisan biskuitnya juga cuma biskuit murahan, nggak punya rasa yang kuat. Akhirnya, yang kamu rasain cuma rasa manis yang monoton, tanpa ada perpaduan rasa lain yang menarik. Jadi, setelah sendok pertama, rasa penasaran kamu langsung hilang. Mendingan bikin sendiri di rumah atau beli di toko kue yang memang sudah terjamin kualitasnya. Karena banyak banget dessert box yang viral itu cuma ngejar tren visual, bukan rasa.
3. Bakso Aci dan Makanan Instan Serba Kuah Pedas
Dulu kita semua kenal bakso, ya bakso. Ada juga cireng, ya cireng. Tapi tiba-tiba, muncul lah bakso aci yang dicampur-campur dengan kuah pedas ala seblak. Viral karena konsepnya yang unik, tekstur aci yang kenyal, dan kuahnya yang pedas merah merona. Ditambah lagi, isiannya macam-macam, ada tahu kering, siomay, sampai cuanki. Semua dimasukkan ke dalam satu mangkok dan jadi konten yang menarik.
Tapi, jujur aja, buat sebagian orang, rasanya itu jadi 'makan aci' doang. Teksturnya yang kenyal terus-terusan bikin kamu capek ngunyah. Kuahnya juga seringkali cuma dominan di rasa pedas yang generik, tanpa ada bumbu lain yang menonjol. Rasanya pedas aja, tapi nggak ada gurih, asem, atau manis yang seimbang. Alhasil, semua isiannya, dari tahu sampai cuanki, rasanya jadi sama aja. Pedas-pedas kenyal gitu. Sensasi makan bakso aci viral ini memang seru di awal karena kita lagi 'ngikutin' tren, tapi setelah beberapa suap, rasanya kok capek ya? Mending makan bakso beneran atau seblak yang otentik, deh.
4. Garlic Bread ala Korea yang Terlalu Manis dan Berat
Garlic bread itu makanan klasik yang biasanya gurih dan wangi bawang putih. Tapi, di Korea, mereka bikin inovasi yang beda dan langsung viral di Indonesia. Roti bun yang dipotong-potong tapi nggak putus, terus disiram saus garlic yang banyak banget sampai meresap ke dalam. Ditambah lagi, di tengahnya diisi krim keju yang melimpah. Visualnya itu lho, benar-benar bikin ngiler. Roti yang basah dan mengkilap dengan krim keju di tengah, siapa yang nggak tertarik coba?
Nah, ini dia yang bikin banyak orang bilang B aja. Garlic bread ala Korea yang viral itu seringkali terlalu manis. Saus garlic-nya itu bukan cuma gurih bawang putih, tapi juga ada rasa manis yang kuat, bahkan lebih dominan dari rasa gurihnya. Ditambah lagi krim keju di dalamnya yang juga manis. Jadi, yang kamu rasain itu bukan lagi perpaduan gurih dan wangi, tapi perpaduan manis yang sangat berat. Makan satu potong aja udah eneg banget, apalagi satu bulatan penuh. Nggak heran, banyak yang bilang rasanya itu 'too much' dan cuma cocok buat foto-foto. Rasa rotinya yang seharusnya enak jadi hilang karena ketutupan semua saus dan krim yang terlalu manis itu.
5. Korean Street Food yang Rasanya Kurang Otentik
Ini adalah kategori umum, tapi sering banget terjadi. Tren kuliner Korea lagi naik daun banget. Mulai dari tteokbokki, odeng, hotteok, sampai corndog. Banyak banget gerai-gerai kaki lima atau kedai kecil yang ikutan jual makanan-makanan ini. Dan di media sosial, kontennya banyak banget. Kelihatannya enak, otentik, dan pas banget buat dicemilin.
Masalahnya, banyak banget gerai-gerai yang cuma ikutan tren, tapi nggak paham betul cara membuat makanan Korea yang otentik. Bumbu tteokbokki-nya yang seharusnya punya rasa gochujang yang khas, malah cuma pedas manis dari saus tomat atau saus sambal biasa. Odengnya yang seharusnya gurih dan kenyal, kadang rasanya hambar. Bahkan corndog-nya yang seharusnya punya isian sosis atau keju yang enak, malah isiannya cuma sosis murahan atau keju yang nggak lumer. Alhasil, yang kamu dapetin cuma pengalaman makan yang rasanya jauh dari ekspektasi. Kamu bayar mahal buat jajanan viral, tapi rasanya nggak sepadan sama harganya. Jadi, mendingan riset dulu sebelum beli, biar nggak kena zonk.
Jadi, setelah ngobrolin semua makanan viral di atas, intinya cuma satu: jangan gampang kena FOMO. Setiap orang punya selera masing-masing. Apa yang viral dan kelihatan enak di media sosial, belum tentu cocok di lidah kamu. Nggak ada salahnya kok kalau kamu nggak ikutan tren. Lebih baik kamu simpan uang kamu untuk beli makanan yang memang kamu suka dan sudah terjamin rasanya, daripada buang-buang uang buat nyobain makanan yang rasanya cuma B aja. Jadilah penikmat kuliner yang cerdas, bukan cuma ikut-ikutan tren.
Disclaimer: Tulisan ini dibuat berdasarkan pandangan pribadi penulis dan opini umum dari beberapa penikmat makanan yang penulis kenal, hehe. Selera setiap orang itu beda-beda, jadi apa yang menurut gue B aja, bisa jadi buat kamu itu enak banget. Nggak ada niat buat menjatuhkan produk atau brand tertentu. Tujuannya cuma buat ngajak kamu berpikir lebih kritis aja saat ngikutin tren. Jadi, silakan dicoba sendiri dan tentukan pilihanmu, ya!
image source : Unsplash, Inc.