ardipedia.com – Di tengah ramenya e-commerce Indonesia, marketplace gede kayak Shopee, TikTok Shop, dan Tokopedia udah jadi panggung utama buat para pebisnis. Kalau kamu mau bersaing dan narik perhatian konsumen, iklan di platform ini udah jadi hal yang wajib. Tapi, efektif atau nggaknya iklanmu itu nggak cuma soal seberapa gede anggarannya, tapi gimana kamu ngelola, ngoptimalin, dan ngedistribusiinnya. Nah, ada dua elemen kunci yang sering jadi penentu keberhasilan: auto-bidding dan budget split.
Artikel ini bakal ngupas tuntas gimana fitur auto-bidding kerja dan gimana kamu bisa manfaatin budget split dengan cerdas di Shopee Ads, TikTok Shop Ads, dan Tokopedia Ads. Kita bakal bedah strategi yang pas buat alokasiin anggaran, ngertiin gimana algoritma tiap platform bekerja, dan yang paling penting, pastiin setiap rupiah yang kamu keluarin ngasilin ROAS (Return on Ad Spend) yang maksimal. Siap-siap bikin bisnismu makin sukses di tahun ini!
Iklan Marketplace itu.. Lebih dari Sekadar Jualan
Sebelum kita ngomongin auto-bidding dan budget split, kamu harus tahu kalau iklan di marketplace sekarang itu jauh lebih canggih, cerdas, dan dinamis dibanding beberapa tahun lalu. Platform-platform raksasa ini udah invest gede-gedean buat ngembangin algoritma Machine Learning dan AI buat ngoptimalin iklan. Tujuannya cuma satu: nyambungin produk yang tepat sama pembeli yang tepat, di waktu yang tepat. Ini bikin ekosistemnya jadi saling nguntungin, baik buat penjual, pembeli, maupun marketplace itu sendiri.
Iklan di marketplace itu bukan cuma buat naikin visibilitas produkmu. Lebih dari itu, iklan di sini berfungsi sebagai: Ngencengin Penjualan yang mendorong orang buat langsung beli produkmu. Nge-boost Brand Awareness yang ngenalin produk atau brand-mu ke audiens yang lebih luas. Dapat Pelanggan Baru yang narik pembeli yang sebelumnya belum tahu tentang brand-mu. Ngejaga Pelanggan Lama yang dorong pelanggan lama buat beli lagi lewat retargeting. Serta Ngoptimalin Stok yang ngebantu muterin produk yang jualannya lambat. Dengan ribuan bahkan jutaan penjual yang rebutan perhatian konsumen, strategi bidding dan alokasi anggaran (budget split) jadi sangat krusial. Ini adalah inti dari gimana kamu bersaing dan dapat posisi strategis yang bisa bawa bisnismu naik level.
Auto-Bidding: Robot Pintar yang Kerjanya Nonstop T_T
Auto-bidding itu strategi di mana platform iklan (kayak Shopee Ads, TikTok Shop Ads, Tokopedia Ads) pakai algoritma Machine Learning buat otomatis ngatur bid iklannya secara real-time. Tujuannya buat capai target yang kamu mau, misalnya maksimalin klik, konversi, atau ROAS, tapi tetap dalam batas anggaran yang kamu tentuin.
Gimana sih auto-bidding kerja di balik layar? Algoritma ini menganalisis banyak banget data dalam hitungan milidetik buat setiap lelang iklan. Data-data yang dianalisis itu meliputi: Histori Kinerja Iklan yang belajar dari performa iklanmu sebelumnya. Perilaku Pengguna yang menganalisis riwayat pencarian, produk yang dilihat, sampai histori pembelian dari setiap pengguna. Atribut Produk yang nentuin seberapa relevan produkmu sama kata kunci yang dicari. Konteks Lelang yang peka sama persaingan, jam berapa, lokasi, dan jenis perangkat yang dipakai. Serta Tren Pasar yang ngertiin perubahan tren yang lagi viral. Dengan ngolah informasi yang rumit ini secara real-time, sistem auto-bidding bakal otomatis naikin atau turunin bid kamu buat setiap tayangan iklan. Tujuannya buat maksimalin peluangmu menuhin tujuan yang kamu mau.
Di Shopee Ads, ada fitur "Optimasi Otomatis" yang memungkinkan penjual milih strategi kayak Maksimalisasi Klik (cocok buat ningkatin traffic) atau Maksimalisasi Konversi/ROAS (buat ningkatin penjualan). Di TikTok Shop Ads, fitur auto-bidding terintegrasi buat tujuan kayak Peningkatan Tayangan Video atau Peningkatan Penjualan Produk. Kalau di Tokopedia Ads, ada pilihan buat Maksimalisasi Klik atau Maksimalisasi Konversi di fitur Iklan Produk Otomatis. Kelebihan auto-bidding itu banyak banget, antara lain hemat waktu dan tenaga, bisa optimasi berbasis data skala besar, respons cepat sama dinamika pasar, dan berpotensi ngasih kinerja optimal. Tapi, ada juga kekurangannya, kayak kurang punya kontrol, butuh data historis yang cukup, ada potensi overspending di awal, dan mungkin kurang efektif buat pasar yang sangat spesifik.
Budget Split: Yuk Alokasikan Anggaran yang Cerdas yuk!
Budget split adalah strategi di mana kamu sengaja bagi-bagi anggaran iklanmu ke berbagai kampanye, jenis iklan, atau bahkan platform yang berbeda. Tujuannya buat ngoptimalin kinerja keseluruhan dengan ngarahin sumber daya ke area yang paling menjanjikan. Ini adalah langkah proaktif buat ngelola portofolio iklanmu.
Kenapa budget split penting di era auto-bidding? Karena budget split bantu kamu ngurangin risiko, ngenalin kinerja terbaik dari berbagai strategi yang kamu coba, maksimalin potensi berbeda dari setiap jenis iklan, dan ngelola anggaran secara efisien.
Gimana strateginya? Kamu bisa bagi budgetmu berdasarkan Tujuan Kampanye, Kategori Produk/SKU, Jenis Iklan (Iklan Pencarian vs. Iklan Produk Serupa, Iklan Produk vs. Iklan Toko, Iklan Video vs. Iklan Gambar), Kinerja (ROAS/CPA), atau Lintas Platform (Shopee, TikTok Shop, Tokopedia). Contohnya, buat kampanye awareness kamu alokasiin 20% anggaran dan 80% buat kampanye konversi. Atau, kamu kasih 60% anggaran buat produk best-seller dan sisanya buat produk baru. Kalau di lintas platform, kamu bisa alokasiin 40% ke TikTok Shop, 35% ke Shopee, dan 25% ke Tokopedia. Strategi ini butuh pemantauan terus-menerus dan fleksibilitas buat pindahin anggaran dari kampanye yang jelek ke yang bagus.
Ini contoh kasusnya ya, misal aja!
Yuk, kita lihat contoh nyata dari brand kosmetik "Glowing Wow" yang punya 300 produk. Mereka pakai strategi auto-bidding dan budget split ini di Shopee, TikTok Shop, dan Tokopedia. Tujuan mereka adalah ningkatin penjualan, ngebangun brand awareness, dan maksimalin ROAS.
Strategi mereka: Budget Split Lintas Platform, dengan 40% anggaran ke Shopee, 35% ke TikTok Shop, dan 25% ke Tokopedia. Untuk Auto-Bidding, di Shopee mereka pakai Target ROAS buat iklan pencarian dan Maksimalisasi Konversi buat iklan produk serupa. Di TikTok Shop, mereka pakai Peningkatan Penjualan Produk buat video dan Peningkatan Kunjungan Profil buat narik follower baru. Di Tokopedia, mereka pakai Maksimalisasi Konversi buat Iklan Produk Otomatis dan Maksimalisasi Klik buat Iklan Toko. Untuk Budget Split Internal, di Shopee mereka alokasiin 70% buat iklan pencarian, di TikTok 80% buat video penjualan, dan di Tokopedia 85% buat Iklan Produk Otomatis.
Mereka juga rutin mantau ROAS dari setiap kampanye. Kalau ada kampanye yang ROAS-nya rendah, mereka pindahin anggarannya ke kampanye yang performanya lebih bagus. Hasilnya, "Glowing Wow" berhasil ningkatin total penjualan mereka sebesar 45% dalam satu kuartal, ROAS rata-rata 4x, dan jumlah follower di TikTok Shop juga naik drastis. Fleksibilitas ini bikin mereka bisa adaptasi cepat dan ambil peluang pasar yang muncul.
Tips Tambahan Buat Optimasi Auto-Bidding dan Budget Split
Buat mastiin iklanmu kerja maksimal, perhatiin juga hal-hal pendukung ini: Kualitas produk listingmu harus prima. Judul, deskripsi, gambar, dan videonya harus optimal. Riset kata kunci secara mendalam. Jangan lupa pakai kata kunci negatif buat ngehindarin iklan yang nggak relevan. Mulai dengan anggaran yang realistis. Jangan terlalu kecil atau terlalu besar di awal. Kasih waktu minimal 7-14 hari buat algoritma belajar. Manfaatkan promosi internal marketplace kayak Flash Sale atau Voucher Toko. Pelajari laporan kinerja secara mendalam. Jangan cuma lihat ROAS, perhatiin juga metrik lain kayak CTR, rasio konversi, dan biaya per klik. Lakuin A/B Testing konstan dengan berbagai variasi iklan, penargetan, atau strategi.
Kesimpulannya,
Di tengah persaingan ketat di Shopee, TikTok Shop, dan Tokopedia, ngelola iklan secara efektif dan efisien itu kunci utama sukses. Strategi auto-bidding ngasih kamu kekuatan AI buat ngoptimasi bid dengan cerdas, efisien, dan dinamis. Ini bikin kamu hemat waktu dan bisa maksimalin potensi. Sementara itu, budget split adalah seni alokasi anggaran yang cerdas, mastiin setiap rupiah investasimu diarahkan ke tempat yang paling strategis, baik itu buat awareness, konversi, atau nge-boost brand. Kombinasi kedua strategi ini adalah resep rahasia buat nguasain e-commerce di tahun ini.
image source : Unsplash, Inc.