ardipedia.com – Pernah gak sih kamu lagi capek-capeknya terus anak gak mau dengerin omongan kamu? Misalnya, disuruh mandi susah banget, disuruh ngerjain PR malah asik main game, atau disuruh beres-beres mainan malah pura-pura gak denger. Rasanya pengen banget kan ngeluarin suara paling keras yang kamu punya alias teriak. Tapi, setelah teriak, bukan cuma tenggorokan yang sakit, hati juga ikutan gak karuan. Apalagi kalau anak malah nangis atau balik ngambek. Duh, jadi makin drama.
Gak bisa dipungkiri, banyak dari kita yang ngerasa kalau teriak itu satu-satunya cara biar anak nurut. Padahal, semakin sering kita teriak, anak malah makin kebal dan gak sensitif sama suara kita. Bukannya nurut, mereka bisa jadi malah takut, cemas, atau bahkan jadi pemberontak. Nah, daripada terus terjebak dalam lingkaran setan teriak-teriak ini, mending kita cari cara lain yang lebih works, yuk! Menjadi orang tua yang hebat itu bukan berarti kamu harus selalu galak, tapi gimana kamu bisa membimbing anak dengan kasih sayang tanpa harus kehilangan kendali diri.
Nah, artikel ini bakal kasih kamu beberapa cara yang bisa kamu coba biar anak mau nurut tanpa harus teriak. Ini bukan sulap, tapi beneran efektif kok kalau kamu lakuin secara konsisten. Yuk, kita simak bareng-bareng!
1. Ajak Ngobrol dari Hati ke Hati, Bukan Cuma Memberi Perintah
Anak-anak itu bukan robot yang tinggal disuruh-suruh. Mereka punya perasaan dan pikiran sendiri. Jadi, daripada langsung teriak "Mandi sekarang!", coba deh ajak mereka ngobrol. Misalnya, "Kakak, setelah ini kita mandi ya. Setelah mandi, kita bisa nonton film kartun favoritmu. Mau gak?". Dengan ngasih pilihan yang menarik atau alasan yang jelas, anak akan merasa diajak kerja sama, bukan cuma diperintah.
Cara ini juga mengajarkan mereka untuk berkomunikasi dengan baik. Kamu bisa tanya kenapa mereka gak mau mandi. Siapa tahu mereka lagi asik main atau lagi ngerasa gak enak badan. Dengan begitu, kamu jadi lebih tahu apa yang mereka rasain, dan kamu bisa nyari solusi bareng. Gak cuma kamu yang bicara, tapi mereka juga punya kesempatan buat didengarkan. Kalau kamu lakuin ini, anak-anak bakal belajar kalau komunikasi itu penting dan mereka akan merasa lebih dekat dengan kamu.
Ingat, komunikasi itu dua arah. Jadi, pastikan kamu juga mendengarkan mereka dengan saksama. Coba duduk sejajar dengan mereka, tatap mata mereka, dan dengarkan apa yang mereka katakan. Hal sesederhana ini bisa bikin mereka merasa dihargai dan lebih terbuka sama kamu. Gak ada lagi deh drama teriak-teriak karena kamu sudah tahu penyebabnya.
2. Terapkan Aturan yang Jelas dan Konsisten
Anak-anak itu butuh aturan biar mereka tahu batasan. Tapi, aturannya gak boleh yang sembarangan, ya. Buatlah aturan yang jelas, mudah dimengerti, dan paling penting, konsisten. Misalnya, aturannya "Setelah main, mainan harus dibereskan." Pastikan aturan ini selalu berlaku, gak cuma pas kamu lagi mood.
Kalau anak gak mau beresin mainan, kamu gak perlu teriak. Cukup ingatkan mereka dengan tenang, "Tadi kita sudah janji ya, kalau selesai main, mainan harus dibereskan. Ayo kita beresin bareng-bareng." Ajak mereka buat ikut berpartisipasi. Kalau kamu konsisten, lama-lama anak akan terbiasa dan tahu kalau aturan itu harus ditaati. Gak bisa dibilang "iya" hari ini dan "enggak" besok.
Konsistensi ini penting banget lho. Kalau kamu sendiri gak konsisten, anak akan bingung dan menganggap aturan itu bisa dilanggar. Jadi, pastikan kamu dan pasangan juga sepakat dengan aturan yang sama biar anak gak bingung.
3. Berikan Pilihan, Bukan Cuma Perintah
Anak-anak itu suka ngerasa punya kendali atas diri mereka. Jadi, daripada cuma nyuruh, coba deh kasih mereka pilihan. Misalnya, "Kamu mau pakai baju merah atau baju biru?" atau "Kamu mau beresin mainan boneka dulu atau yang mobil-mobilan dulu?". Dengan memberikan pilihan, mereka merasa ikut ambil bagian dalam keputusan dan gak merasa dipaksa.
Cara ini juga bisa mengurangi drama. Misalnya, kalau anak gak mau mandi, kamu bisa bilang, "Setelah ini, kamu mau mandi pakai sabun stroberi atau sabun mangga?". Atau, "Mau sikat gigi pakai sikat gigi yang bergambar dinosaurus atau yang bergambar superhero?". Pilihan-pilihan sederhana ini bisa bikin mereka lebih semangat buat ngelakuin sesuatu.
Ini juga ngajarin mereka tentang tanggung jawab. Saat mereka milih, mereka juga belajar kalau mereka harus mengikuti pilihan yang mereka ambil. Jadi, bukan cuma nurut, mereka juga belajar mandiri.
4. Beri Pujian dan Apresiasi
Pujian itu kayak vitamin buat anak-anak. Saat mereka berbuat baik, jangan ragu buat kasih pujian. Gak perlu yang heboh, cukup bilang "Wah, kamu hebat banget, sudah bantu beresin mainan," atau "Terima kasih ya, sudah mau mandi sendiri." Pujian ini bisa memotivasi mereka buat terus berbuat baik.
Anak-anak tuh suka banget kalau usaha mereka dihargai. Saat mereka tahu kalau perbuatan baiknya diperhatikan dan diapresiasi, mereka akan terdorong buat ngulanginnya lagi. Beda banget kan sama kalau cuma dimarahin pas lagi salah. Fokus pada hal-hal positif yang mereka lakuin. Ini bisa membangun rasa percaya diri mereka.
Selain itu, apresiasi juga bisa dalam bentuk sentuhan, seperti pelukan atau tepukan di pundak. Hal-hal kecil ini bisa bikin anak merasa disayang dan dihargai. Mereka akan lebih mendengarkan kamu karena mereka tahu kamu adalah orang yang selalu mendukung mereka.
5. Jadilah Contoh yang Baik
Ini adalah kunci yang paling penting. Anak-anak itu peniru yang ulung. Mereka akan mencontoh apa yang mereka lihat dari orang tuanya. Kalau kamu pengen anak kamu gak teriak, ya jangan teriak. Kalau kamu pengen anak kamu rapi, ya kamu juga harus rapi.
Misalnya, kamu pengen anak kamu terbiasa beres-beres. Coba deh tunjukin ke mereka kalau kamu juga beres-beres. Setelah masak, bersihkan dapur. Setelah pakai baju, lipat baju. Dengan melihat kamu melakukan hal-hal itu, mereka akan menganggap itu sebagai kebiasaan yang wajar dan bukan cuma perintah.
Jadilah orang tua yang bisa mengendalikan emosi. Kalau kamu lagi marah, coba ambil napas dalam-dalam dulu. Keluar dari ruangan sebentar kalau perlu. Tunjukkin ke anak kalau marah itu wajar, tapi ada cara yang lebih baik buat mengekspresikannya tanpa harus menyakiti orang lain, entah itu secara verbal atau fisik.
Menjadi orang tua memang gak gampang, tapi juga gak harus selalu bikin pusing. Dengan sedikit usaha dan perubahan cara pandang, kamu bisa jadi orang tua yang hebat tanpa harus teriak-teriak. Ingat, anak-anak itu butuh bimbingan, bukan cuma perintah. Mereka butuh kasih sayang, bukan cuma kemarahan. Yuk, kita mulai terapkan cara-cara di atas, pelan-pelan tapi pasti. Semangat ya, para orang tua hebat!
image source : iStock