A sampai Z Istilah Trading yang Wajib Kamu Pahami di 2025

ardipedia.com – Pasti kamu sering banget kan, dengar teman-teman atau influencer di media sosial ngomongin soal trading? Aktivitas ini sekarang lagi naik daun banget, terutama di kalangan anak muda yang pengin punya penghasilan tambahan atau bahkan jadi sumber pemasukan utama. Apalagi di tahun 2025 ini, tren trading makin gampang diakses berkat teknologi yang makin canggih. Tapi, buat bisa sukses di dunia ini, ada satu hal yang paling penting dan nggak boleh kamu lewatin: paham semua istilah-istilah dasarnya.

Gue tahu, istilah-istilah di dunia trading kadang bikin pusing. Kayak bahasa rahasia yang cuma dimengerti sama orang-orang tertentu aja. Tapi tenang, di artikel ini, gue bakal bantu kamu bedah semua istilah itu satu per satu, dari yang paling fundamental sampai yang agak teknis, biar kamu nggak lagi bingung. Anggap aja ini panduan lengkap kamu buat mulai perjalanan trading dengan bekal yang cukup. Yuk, kita mulai!

Dasar-Dasar Trading yang Wajib Kamu Tahu

Sebelum kamu beneran terjun, ada beberapa istilah dasar yang harus kamu pegang erat-erat. Ini kayak fondasi dari sebuah rumah; kalau dasarnya kuat, kamu bisa lebih aman.

Pertama, ada yang namanya broker. Kalau dianalogikan, broker itu kayak perantara atau makelar yang menghubungkan kamu sebagai trader dengan pasar keuangan. Kamu nggak bisa beli atau jual saham, forex, atau komoditas langsung di pasarnya. Makanya, kamu butuh broker yang menyediakan platform, aplikasi, dan alat-alat transaksi yang kamu perlukan. Di Indonesia, ada aturan penting yang harus kamu tahu: pastikan broker yang kamu pilih sudah terdaftar dan punya izin resmi dari BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi). Ini penting banget buat memastikan keamanan dana kamu.

Selanjutnya, kamu juga perlu tahu istilah spread. Spread ini gampang banget kok, dipahamin. Spread itu intinya selisih antara harga jual (bid) dan harga beli (ask) sebuah aset. Gini, kalau kamu beli emas di toko, harga jual dari toko ke kamu pasti beda kan sama harga beli dari kamu ke toko? Nah, spread ini ibarat selisih harga itu. Semakin kecil spread, semakin efisien biaya transaksi yang kamu keluarkan, dan ini penting buat para trader profesional yang pengen keuntungannya maksimal.

Ada lagi yang namanya leverage dan margin, dua istilah ini saling berkaitan erat dan wajib kamu pahami. Leverage itu kayak pedang bermata dua. Dia memungkinkan kamu mengontrol posisi trading yang jauh lebih besar dari modal yang kamu punya. Contohnya, kalau kamu pakai leverage 1:100, artinya dengan modal $100, kamu bisa mengendalikan aset senilai $10.000. Bayangin, modal kecil bisa buat untung gede! Tapi hati-hati, leverage ini juga memperbesar risiko kerugian kamu. Jadi, harus bijak banget pakainya.

Lalu, margin adalah sejumlah dana yang harus kamu setorkan untuk membuka posisi. Margin ini berfungsi sebagai jaminan ke broker, buat memastikan kamu punya dana yang cukup buat menahan posisi yang lagi aktif. Kalau modal kamu berkurang drastis karena rugi, kamu bisa kena margin call, yang intinya broker akan meminta kamu untuk nambah deposit atau nutup sebagian posisi biar danamu tetap aman. Makanya, jangan pernah abaikan margin kamu.

Terakhir, di bagian dasar ini, kamu juga perlu tahu bedanya equity dan balance. Balance itu jumlah uang yang ada di akun trading kamu setelah semua posisi ditutup. Jadi, ini saldo akhir yang udah pasti. Sedangkan equity adalah nilai real-time akun kamu, yang sudah termasuk untung atau rugi dari posisi yang masih aktif. Nilai equity ini bisa berubah-ubah setiap saat, tergantung gimana pergerakan pasar. Jadi, equity ini lebih kayak "nilai kekayaan" kamu di akun trading pada saat itu juga.

 

Menguasai Bahasa Pasar dan Gerak-Geriknya

Setelah paham istilah-istilah dasarnya, sekarang kita bahas istilah yang bakal bantu kamu "membaca" pasar.

Dalam trading forex, kamu bakal sering banget denger istilah pips (Point in Percentage). Pips itu unit terkecil buat ngukur perubahan harga. Misalnya, kalau harga EUR/USD bergerak dari 1.1000 ke 1.1001, itu artinya harganya naik 1 pip. Pemahaman soal pips ini penting banget buat kamu bisa ngitung profit atau loss kamu.

Terus, ada istilah bullish dan bearish yang menggambarkan sentimen pasar. Kalau denger kata bullish, itu artinya pasar lagi dalam tren naik, harga aset cenderung meningkat. Kalau gue ibaratin, ini kayak banteng yang lagi nyeruduk ke atas. Sebaliknya, bearish itu artinya pasar lagi dalam tren turun, harga aset cenderung menurun, kayak beruang yang lagi mencakar ke bawah. Dua istilah ini bakal sering kamu pakai buat nentuin strategi trading yang paling pas.

Kamu juga harus tahu istilah volatilitas. Volatilitas ini ngukur seberapa cepet harga aset berubah dalam waktu singkat. Kalau sebuah aset punya volatilitas tinggi, harganya bisa naik atau turun drastis dalam waktu cepet. Ini bisa kasih kamu potensi untung yang gede, tapi risikonya juga lebih tinggi. Penting buat kamu pahami volatilitas ini biar bisa milih aset yang sesuai sama gaya trading kamu.

Salah satu alat paling populer buat menganalisis harga adalah candlestick. Candlestick itu bentuk grafik yang nampilin pergerakan harga dalam periode waktu tertentu. Satu candlestick itu bisa kasih kamu info tentang harga pembukaan, penutupan, tertinggi, dan terendah dari sebuah aset. Dengan mempelajari pola-pola candlestick, kamu bisa mulai memprediksi kemungkinan arah pergerakan harga selanjutnya.

Jurus-Jurus Jitu Pengelolaan Risiko dan Strategi

Nah, biar trading kamu nggak cuma ngandelin nekat, kamu harus pakai jurus-jurus pengelolaan risiko. Stop Loss dan Take Profit adalah dua alat paling penting buat ini. Stop Loss itu perintah otomatis buat nutup posisi kamu saat kerugian udah mencapai batas tertentu yang kamu tentuin sebelumnya. Jadi, kamu nggak bakal rugi lebih dalam lagi. Sebaliknya, Take Profit itu perintah otomatis buat ngunci keuntungan pada target harga tertentu yang udah kamu tentuin. Dua alat ini powerful banget karena bisa bantu kamu mengelola risiko tanpa harus terus-terusan mantau layar.

Dalam trading, musuh terbesar kamu itu bukan pasar, tapi diri kamu sendiri. Ada istilah yang namanya FOMO atau Fear of Missing Out. Ini perasaan takut kehilangan peluang trading yang bikin kamu sering bertindak impulsif. Misalnya, kamu ngeliat harga suatu aset lagi naik kenceng banget, terus kamu langsung ikutan beli tanpa pikir panjang. Nah, ini bisa merusak rencana trading yang udah kamu susun. Solusinya, tetap tenang dan patuhi strategi yang udah kamu buat.

Ada juga strategi yang namanya hedging. Ini metode yang dipakai buat ngurangi risiko kerugian dengan cara membuka posisi yang berlawanan dari posisi utama. Ini biasa dipakai buat menjaga stabilitas portofolio saat pasar lagi nggak nentu. Tapi, hedging ini butuh pengalaman dan perhitungan yang matang, jadi nggak cocok buat pemula.

Kamu juga bakal sering denger dua jenis analisis utama, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental itu kayak nyari tahu kesehatan sebuah perusahaan dari dalam. Kamu bakal ngeliat laporan keuangannya, data ekonomi makro, atau situasi politik global. Trader yang pakai analisis ini percaya kalau faktor-faktor itu yang bakal nentuin harga jangka panjang sebuah aset. Di sisi lain, analisis teknikal itu pendekatan yang pakai grafik, pola harga, dan indikator buat memprediksi arah pergerakan pasar. Fokusnya cuma ke data historis. Banyak trader sukses yang menggabungkan kedua analisis ini biar keputusan yang diambil lebih akurat.

Mengenal Gaya-Gaya Trading yang Populer

Ada berbagai macam gaya trading yang bisa kamu pilih. Setiap gaya punya karakteristik dan tingkat risiko yang beda-beda.

Pertama, ada scalping. Ini gaya trading yang super cepet. Kamu bakal buka dan tutup banyak posisi dalam hitungan menit, bahkan detik, cuma buat dapetin profit kecil tapi konsisten. Gaya ini cocok buat mereka yang bisa ambil keputusan cepet dan tahan sama tekanan tinggi.

Kedua, ada day trading. Ini juga cepet, tapi nggak se-ekstrem scalping. Day trading itu artinya kamu membuka dan menutup semua posisi di hari yang sama, tanpa nginepin posisi. Tujuannya buat ngindari risiko dari kejadian-kejadian besar yang bisa terjadi di luar jam pasar. Disiplin dan kontrol emosi adalah kunci buat sukses jadi day trader.

Ketiga, ada swing trading. Ini gaya trading yang paling santai di antara ketiganya. Kamu bakal ambil keuntungan dari fluktuasi harga dalam jangka waktu menengah, bisa dari beberapa hari sampai minggu. Strategi ini cocok buat kamu yang pengin aktif trading tapi nggak bisa mantau layar seharian. Analisis teknikal sangat penting di swing trading.

Istilah Khusus yang Ada di Dunia Forex

Kalau kamu tertarik sama trading forex, ada dua istilah lagi yang perlu kamu tahu.

Pertama, pair. Pair itu artinya pasangan mata uang yang diperjualbelikan. Contohnya EUR/USD atau USD/JPY. Pair ini menunjukkan nilai tukar antara dua mata uang dan jadi dasar utama transaksi.

Kedua, lot. Dalam trading forex, transaksi dihitung pakai satuan lot. Ada tiga tipe yang umum: Micro Lot (1.000 unit), Mini Lot (10.000 unit), dan Standard Lot (100.000 unit). Semakin besar lot yang kamu pakai, semakin besar juga potensi untung dan rugi yang bisa kamu dapetin.

Saatnya Kamu Berani Memulai!

Menguasai semua istilah di atas emang butuh waktu, tapi ini adalah hal mutlak kalau kamu pengin serius menghasilkan keuntungan. Trading itu bukan cuma soal keberuntungan, tapi kombinasi dari ilmu, disiplin, dan mental yang kuat. Jadi, teruslah belajar, latih kemampuan analisis kamu, dan yang paling penting, kelola risiko dengan bijak.

Selamat trading, dan semoga sukses membangun portofolio kamu!

 

  

image source : Unsplash, Inc.

Gas komen di bawah! Santai aja, semua komentar bakal kita moderasi biar tetap asyik dan nyaman buat semua!

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال