Mulai Jadi Investor Saham Anti Ribet: Panduan Buat Gen Z dan Milenial!

ardipedia.com – Di tengah hype tentang crypto, NFT, dan berbagai aset digital lainnya, gue mau ajak kamu buat nengok sebentar ke investasi yang udah ada dari dulu banget, tapi tetep keren dan relevan sampai sekarang: pasar saham. Dulu, banyak yang mikir investasi saham itu cuma buat orang-orang tua yang pakai jas dan kerja di kantor gede. Tapi, coba deh kamu cek sekarang. Udah banyak banget anak muda, para Gen Z dan milenial, yang mulai ikutan main saham. Kenapa? Karena ternyata, investasi di pasar saham itu nggak sesulit yang kita bayangin, dan bisa jadi salah satu cara paling oke buat kamu yang pengen mandiri secara finansial.

Mungkin kamu ngerasa, "Wah, saham itu ribet banget, banyak istilah anehnya!" atau "Modalnya pasti gede banget, deh." Eits, tunggu dulu. Jangan langsung mundur. Di artikel ini, gue bakal spill semua hal yang perlu kamu tahu tentang investasi saham, dari yang paling dasar sampai tips-tips jitu biar kamu nggak salah langkah. Dijamin, setelah baca ini, kamu bakal punya gambaran yang lebih jelas dan siap buat mulai perjalanan investasi kamu.

Apa Sih Sebenarnya Pasar Saham Itu?

Gini deh, bayangin pasar saham itu kayak tempat nongkrongnya para pemilik perusahaan dan orang-orang yang pengen jadi pemilik perusahaan. Gampang, kan? Nah, saham itu sendiri adalah semacam bukti kepemilikan. Jadi, kalau kamu beli saham sebuah perusahaan, meskipun cuma satu lot (satuannya 100 lembar saham), secara hukum kamu udah jadi salah satu pemiliknya. Gede atau kecil porsi kepemilikan kamu, intinya kamu udah jadi bagian dari perusahaan itu.

Di Indonesia, semua transaksi jual beli saham ini diatur dan diawasi di satu tempat resmi yang namanya Bursa Efek Indonesia (BEI). Jadi, BEI ini kayak wasit yang memastikan semua jual beli saham berjalan adil, aman, dan teratur. Dengan adanya BEI, perusahaan bisa dapetin modal dari masyarakat buat mengembangkan bisnis mereka, dan kita sebagai investor juga bisa dapetin potensi keuntungan dari pertumbuhan perusahaan tersebut. Jadi, ini adalah situasi yang sama-sama menguntungkan.

Meskipun kamu cuma punya sedikit saham dari perusahaan sekelas PT Telkom Indonesia (TLKM) misalnya, kamu tetap punya hak sebagai pemilik, seperti hak untuk ikut dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan dapetin dividen kalau perusahaan membagikannya. Ini yang bikin investasi saham beda dari sekadar nabung biasa. Kamu nggak cuma nyimpen uang, tapi juga "menitipkan" uang kamu di perusahaan yang kamu percaya, dengan harapan uang itu akan terus berkembang seiring dengan majunya perusahaan.

Gimana Sih Cara Kerjanya dan Apa yang Bikin Harganya Berubah?

Mekanisme kerja pasar saham itu sebenernya sederhana banget. Intinya, ada di prinsip penawaran dan permintaan. Kalau banyak orang pengen beli saham suatu perusahaan, harganya pasti bakal naik. Sebaliknya, kalau banyak yang pengen jual, harganya bakal turun. Mirip kayak kita beli barang di pasar tradisional aja, kalau lagi banyak yang cari, harganya otomatis mahal, kan?

Tapi, yang bikin harga saham ini bergerak naik-turun setiap saat itu ada banyak faktornya. Gue coba jelasin ya. Pertama, ada yang namanya IPO. Sebelum saham suatu perusahaan bisa kita beli secara bebas di pasar, perusahaan itu harus ngadain Initial Public Offering (IPO) dulu. Ini adalah proses di mana perusahaan menawarkan sahamnya ke publik untuk pertama kalinya. Biasanya, mereka ngelakuin ini buat ngumpulin modal biar bisnisnya bisa makin gede. Setelah IPO selesai, barulah saham perusahaan itu bisa kita perdagangkan di pasar sekunder, yaitu pasar tempat kita, para investor, saling jual beli saham.

Kedua, harga saham itu dipengaruhi oleh banyak hal. Bukan cuma dari "mau-mauannya" investor aja. Ada laporan keuangan perusahaan, tren industri, berita-berita ekonomi, bahkan isu politik global. Makanya, harga saham bisa berubah-ubah setiap saat, bahkan dalam hitungan detik. Di era digital kayak sekarang, semua transaksi saham itu udah serba elektronik. Kita bisa beli atau jual saham lewat aplikasi di smartphone kita. Ini yang bikin prosesnya jadi cepet, transparan, dan super gampang buat diakses. Dulu, orang harus nelpon broker buat beli saham, sekarang cukup dengan beberapa kali tap di layar, saham yang kita mau udah langsung terbeli.

Perlu kamu tahu, pergerakan harga saham ini bukan hal yang acak. Di balik setiap naik dan turunnya harga saham, ada alasan kuat, entah itu laporan keuangan perusahaan yang bagus, adanya akuisisi perusahaan lain, atau kebijakan pemerintah yang menguntungkan. Makanya, penting banget buat kamu sebagai investor pemula untuk nggak cuma ngikutin tren, tapi juga ngerti apa yang ada di balik pergerakan harga saham.

Kenapa Harus Mulai Berinvestasi Saham Sekarang?

Mungkin kamu mikir, "Kenapa gue harus repot-repot investasi saham? Kan bisa nabung aja di bank?" Eits, ada alasan-alasan kuat kenapa investasi saham ini nggak boleh kamu lewatkan.

Pertama, potensi imbal hasilnya tinggi. Dibandingin sama instrumen investasi lain kayak deposito atau obligasi, saham punya potensi keuntungan yang jauh lebih gede dalam jangka panjang. Saham perusahaan yang berkembang pesat bisa kasih keuntungan berkali-kali lipat dari modal awal kamu. Tentu aja, imbal hasil yang tinggi ini juga datang dengan risiko yang lebih tinggi, tapi kalau kamu tahu caranya, risikonya bisa diminimalisir kok.

Kedua, saham itu cair banget. Artinya, saham itu gampang banget buat dijual dan diuangkan lagi. Selama jam perdagangan bursa, kamu bisa beli atau jual saham kapan pun kamu mau. Ini beda banget sama properti atau investasi lain yang butuh waktu lama buat dicairin. Karena sifatnya yang likuid ini, saham jadi pilihan yang fleksibel, terutama buat kamu yang pengin tetap punya akses cepet ke dana investasi kamu.

Ketiga, buat diversifikasi portofolio. Diversifikasi itu kayak nggak menaruh semua telur di satu keranjang. Dengan naruh sebagian dana kamu di saham, kamu bisa mengurangi risiko kalau-kalau instrumen investasi kamu yang lain lagi nggak bagus. Jadi, kalau kamu udah punya deposito, reksa dana, atau investasi lain, saham bisa jadi pelengkap yang bikin portofolio kamu makin kuat.

Keempat, jadi bagian dari pertumbuhan ekonomi. Investasi saham itu nggak cuma soal untung rugi buat diri sendiri. Kamu juga bisa ikut andil dalam memajukan perusahaan dan ekonomi negara kita. Seiring perusahaan berkembang, nilai saham kamu juga berpotensi meningkat. Jadi, selain dapat keuntungan, kamu juga bisa ngerasa bangga karena ikut berkontribusi.

 


 

Langkah-Langkah Awal Buat Kamu yang Mau Mulai Investasi Saham

Kalau kamu udah yakin mau terjun ke dunia saham, ini langkah-langkah praktis yang bisa langsung kamu praktekin. Nggak ribet, kok.

Belajar itu nomor satu. Sebelum kamu beneran beli saham, kamu harus luangin waktu buat belajar dasarnya dulu. Pahami istilah-istilah kayak dividen, capital gain, analisis fundamental, dan analisis teknikal. Nggak perlu ikut kursus yang mahal-mahal, banyak kok sumber belajar gratis di YouTube, podcast, atau artikel-artikel di internet. Intinya, jangan sampai kamu beli saham tanpa tahu alasannya.

Pilih broker saham yang tepercaya. Broker saham itu kayak perantara antara kamu dan pasar saham. Penting banget buat milih broker yang udah terdaftar dan diawasi sama Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kenapa? Biar dana kamu aman. Saat milih broker, kamu bisa pertimbangin beberapa hal kayak biaya transaksi yang mereka tawarkan, kemudahan pakai aplikasi trading-nya, dan layanan pelanggan mereka.

Buka Rekening Efek. Setelah kamu milih broker, kamu bakal diminta buat buka rekening yang namanya Rekening Dana Nasabah (RDN) dan Rekening Efek. RDN ini buat nyimpen dana kamu yang khusus buat investasi saham, sedangkan Rekening Efek ini buat nyimpen saham-saham yang udah kamu beli. Prosesnya sekarang udah gampang banget, bisa online semua.

Tentukan tujuan investasi. Sebelum kamu mulai beli-beli, tanyain dulu ke diri kamu, "Gue investasi saham ini buat apa?" Apakah buat dana pensiun, dana pendidikan anak, atau cuma buat nambahin uang jajan? Tujuan yang jelas ini bakal bantu kamu milih jenis saham dan strategi yang paling pas buat kamu.

Susun strategi investasi. Ada banyak cara buat berinvestasi. Kamu bisa pilih strategi Growth Investing, di mana kamu fokus cari saham perusahaan yang punya potensi pertumbuhan tinggi. Atau bisa juga Income Investing, di mana kamu cari saham yang rutin bagiin dividen. Atau kalau kamu suka riset, bisa coba Value Investing, yaitu cari saham yang harganya lagi murah tapi fundamentalnya bagus. Nggak ada strategi yang paling benar, yang penting kamu pilih yang paling cocok sama gaya dan tujuan kamu.

Mulai dengan modal kecil. Jangan nunggu punya uang ratusan juta buat mulai. Banyak broker sekarang yang ngasih kesempatan buat kamu beli saham dengan modal awal mulai dari Rp100.000 aja. Jadi, mulailah dari kecil, nikmatin prosesnya, dan tambahin modal kamu perlahan-lahan seiring dengan meningkatnya pengetahuan dan pengalaman kamu.

Ini Sedikit Tips dan Kesalahan yang Harus Kamu Hindari

Berinvestasi saham itu emang seru, tapi juga butuh kesabaran dan kedisiplinan. Biar perjalanan investasi kamu lancar, ini beberapa tips yang bisa kamu terapkan dan kesalahan yang harus kamu hindari.

Pertama, konsisten menambah investasi. Biasain buat nabung rutin di saham, misalnya setiap bulan. Strategi ini namanya Dollar Cost Averaging (DCA) yang bisa bantu ngurangi risiko fluktuasi harga. Kalau kamu rutin nabung di saham, lama-lama portofolio kamu bakal berkembang sendiri.

Kedua, pahami risiko dan jangan panik. Pasar saham itu kayak roller coaster, bisa naik kenceng, bisa juga turun drastis. Jangan panik kalau harga saham kamu lagi turun, dan jangan serakah kalau lagi naik. Tetap tenang dan percaya sama strategi yang udah kamu buat. Jangan gampang terpengaruh emosi.

Ketiga, lakukan analisis sebelum beli saham. Jangan cuma ikut-ikutan. Kalau kamu mau beli saham, cari tahu dulu tentang perusahaan itu. Lihat laporan keuangannya, gimana prospek bisnisnya, dan siapa aja yang ada di balik perusahaan itu. Ini yang disebut analisis fundamental. Kamu juga bisa pakai analisis teknikal buat nentuin kapan waktu yang pas buat beli atau jual saham, dengan ngeliat pola pergerakan harganya.

Keempat, jangan taruh semua telur di satu keranjang. Jangan investasikan semua uangmu di satu saham atau satu sektor aja. Diversifikasi investasi kamu ke berbagai saham di sektor yang berbeda-beda. Ini penting banget buat ngurangi risiko kerugian besar kalau-kalau salah satu saham kamu lagi nggak bagus.

Terakhir, hindari beberapa kesalahan umum yang sering dilakuin pemula. Jangan pernah mengejar saham gorengan, yaitu saham yang harganya murah tapi fundamentalnya nggak jelas. Itu sangat berisiko. Lalu, jangan berinvestasi tanpa rencana karena kamu bakal gampang banget terombang-ambing sama emosi pasar. Dan yang paling penting, jangan sering-sering jual beli saham (overtrading), karena biaya transaksi dan pajak bisa bikin keuntungan kamu habis.

Yuk, Mulai!

Pasar saham nawarin peluang yang luar biasa buat kamu yang pengen punya aset dan mandiri finansial. Dengan pemahaman yang kuat, strategi yang tepat, dan disiplin dalam menjalankan rencana, kamu bisa bangun portofolio yang menguntungkan dalam jangka panjang. Investasi saham itu bukan jalan pintas buat jadi kaya, ini adalah perjalanan yang butuh pengetahuan, kesabaran, dan ketekunan. Jadi, siapkan diri kamu baik-baik dan mulailah dari sekarang.

 

 

image source : Unsplash, Inc.


Gas komen di bawah! Santai aja, semua komentar bakal kita moderasi biar tetap asyik dan nyaman buat semua!

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال