ardipedia.com – Pernah ngerasain ngga, lagi asik ngobrol, dengerin dosen, atau bahkan lagi santai, terus tiba-tiba muncul ide brilian di kepala kamu? Ide itu rasanya kayak lampu yang nyala di otak. Kamu mikir, “Wah, ini ide bagus banget, gue harus catat!” Tapi, begitu kamu ngga punya alat buat nyatat, kamu cuma mikir, “Ah, gampang, nanti juga inget.” Eh, tahu-tahu, beberapa jam kemudian, ide itu hilang. Lupa total. Rasanya nyesek banget, kan?
Jujur aja, otak kita itu bukan hard drive yang bisa nyimpen semua informasi. Otak kita itu lebih kayak CPU yang memproses informasi. Kalau kita ngga segera nyimpen ide-ide itu, ide itu bisa hilang begitu aja. Ini yang sering terjadi sama kita. Kita punya banyak ide, tapi ngga pernah ada yang beneran jadi karena kita lupa. Itu ngga cuma soal ide, lho. Kalau kamu lagi dengerin materi kuliah, dengerin meeting di kantor, atau baca buku, kamu pasti butuh nyatat hal-hal penting.
Masalahnya, banyak dari kita ngga tahu gimana cara note-taking yang bener. Kita cuma nyatat asal-asalan, nulis semua yang diomongin, dan akhirnya catatan kita jadi berantakan. Begitu mau dibaca lagi, kita bingung sendiri sama catatan kita. Itu yang bikin note-taking jadi sia-sia.
Padahal, note-taking itu punya peran penting banget buat hidup kita. Itu bukan cuma soal nyatat, tapi juga soal memproses informasi, mengingat, dan bikin ide-ide kita jadi nyata. Kalau kamu punya sistem note-taking yang bagus, kamu ngga akan pernah lagi kehilangan ide. Kamu juga bisa belajar lebih cepat, ngerjain tugas lebih gampang, dan bikin hidup kamu lebih terorganisir.
Artikel ini bukan mau ngajarin kamu note-taking yang ribet. Gue cuma mau kasih tahu 4 teknik note-taking yang paling sering dipakai sama orang-orang sukses. Semua teknik ini sederhana, gampang dilakuin, dan bisa kamu sesuaikan sama gaya kamu. Ini kayak punya superpower buat ngubah ide-ide yang cuma lewat jadi sesuatu yang beneran berguna. Siap buat nyatat hal-hal penting dengan cara yang bener? Yuk, langsung kita bahas.
Kenapa Note-Taking Biasa Ngga Cukup?
Sebelum kita masuk ke tekniknya, penting buat tahu dulu kenapa sih note-taking yang asal-asalan itu ngga efektif.
Pertama, catatan jadi berantakan. Kamu ngga tahu mana yang paling penting, mana yang cuma penjelasan, dan mana yang cuma ide tambahan. Akhirnya, catatan kamu jadi ngga terstruktur dan susah dibaca.
Kedua, ngga membantu proses belajar. Note-taking itu seharusnya bisa bantu kamu memproses informasi. Kalau kamu cuma nulis semua yang diomongin, otak kamu ngga akan memprosesnya. Itu cuma kayak mesin fotokopi, ngga ada yang nyangkut di otak kamu.
Ketiga, ngga bisa diproses lagi. Catatan yang berantakan itu susah buat kamu proses lagi. Kamu ngga bisa nyari ide di catatan kamu, ngga bisa bikin ringkasan, dan ngga bisa menghubungkan satu ide dengan ide lain.
Dengan memahami masalah-masalah ini, kita bisa lebih bijak dalam memilih teknik note-taking.
1. Metode Cornell: Bikin Catatan Kamu Lebih Terstruktur
Metode ini paling populer dan sering diajarkan di universitas. Metode Cornell ini bisa bikin catatan kamu jadi rapi dan gampang dibaca. Kamu cuma butuh satu halaman kertas, terus bagi jadi tiga bagian: kolom, area, dan ringkasan.
Caranya:
Bagian paling kanan (area utama): Di sini, kamu nyatat semua hal yang diomongin. Catat secepat yang kamu bisa, pakai singkatan, dan ngga perlu nulis kalimat lengkap.
Bagian paling kiri (kolom isyarat): Setelah selesai nyatat, kamu pakai kolom ini buat nulis kata kunci atau pertanyaan yang berhubungan sama catatan di sampingnya. Ini bikin kamu bisa review catatan kamu dengan cepat.
Bagian paling bawah (area ringkasan): Setelah selesai, kamu pakai area ini buat nulis ringkasan dari satu halaman catatan itu. Cukup satu atau dua kalimat aja.
Metode ini ampuh banget karena memaksa kamu buat memproses informasi. Dengan nulis kata kunci dan ringkasan, kamu jadi lebih gampang buat mengingat. (Sumber: Metode Cornell diciptakan oleh Walter Pauk, seorang profesor di Cornell University, dan dijelaskan dalam bukunya How to Study in College).
2. Metode Mind Map: Buat Ide-Ide Kamu Jadi Nyata
Kalau kamu suka cara visual, metode Mind Map ini cocok banget buat kamu. Metode ini bisa bantu kamu buat menghubungkan ide-ide yang berbeda jadi satu kesatuan yang utuh. Ini cocok banget buat kamu yang lagi brainstorming ide atau lagi nyusun outline tugas.
Caranya:
Mulai dari tengah: Tulis ide utama atau topik kamu di tengah-tengah halaman.
Bikin cabang-cabang: Dari ide utama itu, bikin cabang-cabang yang berisi sub-topik.
Tambahin detail: Dari setiap cabang, tambahin cabang-cabang kecil yang berisi detail atau ide tambahan.
Kamu bisa pakai warna, gambar, atau simbol yang berbeda buat setiap cabang. Ini bikin mind map kamu jadi lebih menarik dan gampang dibaca. Dengan mind map, kamu bisa lihat semua ide kamu dalam satu halaman. Ini bisa bikin kamu lebih gampang buat nyari hubungan antar ide dan ngga ada lagi ide yang hilang.
3. Metode The Outline: Rapih dan Terstruktur
Kalau kamu suka cara yang terstruktur dan linear, metode The Outline ini cocok banget buat kamu. Metode ini bisa bikin catatan kamu jadi rapi dari awal.
Caranya:
Mulai dengan poin utama: Tulis poin utama atau judul di bagian atas.
Tambahin sub-poin: Tulis sub-poin di bawah poin utama dengan indentasi (masuk ke dalam).
Tambahin detail: Tulis detail dari setiap sub-poin dengan indentasi yang lebih dalam.
Metode ini cocok banget buat kamu yang lagi dengerin kuliah atau meeting yang punya struktur jelas. Ini bikin kamu ngga cuma nyatat, tapi juga ngerti struktur dari materi yang diomongin. Dengan metode ini, kamu juga bisa gampang review catatan kamu karena strukturnya udah jelas.
4. Metode Bullet Journaling: Bikin Catatan Kamu Jadi Unik dan Personal
Kalau kamu suka cara yang lebih fleksibel dan kreatif, metode Bullet Journaling ini cocok banget buat kamu. Metode ini ngga cuma buat to-do list, tapi juga bisa buat note-taking.
Caranya:
Pakai simbol yang berbeda: Kamu bisa pakai simbol yang berbeda buat setiap jenis catatan. Misalnya, pakai titik buat to-do list, pakai tanda panah buat ide, dan pakai lingkaran buat catatan penting. Ini bikin kamu bisa tahu jenis catatan kamu cuma dari simbolnya.
Gunakan Index: Kamu bisa bikin index di halaman depan buku catatan kamu. Di sana, kamu bisa nyatat di halaman berapa setiap catatan kamu. Ini bikin kamu gampang buat nyari catatan kamu nanti.
Metode ini fleksibel banget. Kamu bisa gabungin dengan metode lain atau tambahin elemen-elemen kreatif, kayak gambar atau warna. Ini bikin note-taking kamu jadi lebih personal dan ngga membosankan.
Gue tahu, empat teknik ini mungkin terdengar banyak. Tapi, kamu ngga perlu kuasai semuanya sekaligus, kok. Coba aja satu teknik yang paling kamu suka, dan latihan terus. Lama-lama, itu bakal jadi kebiasaan yang bikin hidup kamu jadi lebih teratur.
Kunci dari note-taking yang efektif itu bukan cuma soal tekniknya, tapi juga soal konsistensi. Biasain diri buat nyatat setiap kali ada ide atau informasi penting. Ngga peduli di mana kamu berada, pastikan kamu punya buku catatan atau aplikasi note-taking di HP kamu.
Mulai sekarang, jangan biarin ide-ide brilian kamu hilang begitu aja. Dengan teknik note-taking yang bener, kamu bisa ngubah ide-ide itu jadi sesuatu yang beneran berguna. Ini kayak investasi buat masa depan kamu. Selamat mencoba!
image source : Unsplash, Inc.