Perang Pastry Viral: Cromboloni vs Cruffin, Mana yang Cuma Modal Hype? Juri Jujur di Sini!

ardipedia.com – Kamu lagi scroll TikTok, eh tiba-tiba muncul video orang gigit kue yang bentuknya aneh tapi kok bikin ngiler. Ada yang bulet kayak donat tapi berlayer, ada juga yang mirip muffin tapi croissant. Bikin penasaran, kan? Nah, dua kue viral itu nggak lain dan nggak bukan adalah cromboloni dan cruffin. Keduanya sukses bikin jagat maya heboh dan rame banget di mana-mana, dari bakery artisan sampe minimarket.

Tapi, di balik ramainya, muncul pertanyaan yang bikin kita semua penasaran: sebetulnya, siapa yang beneran juara di sini? Apakah salah satunya cuma modal heboh yang sebentar doang? Atau jangan-jangan, keduanya punya daya tarik masing-masing yang bikin mereka layak jadi bintang?

Artikel ini hadir bukan buat menjatuhkan salah satu. Gue di sini mau jadi juri yang jujur, ngupas tuntas dari A sampai Z. Kita bakal bedah satu per satu, mulai dari ceritanya, bahan-bahan yang dipakai, sampai pengalaman makan yang kamu rasain. Jadi, siap-siap ya, kita akan mulai petualangan rasa yang seru!

Sebenernya Apa Sih Cromboloni?

Mungkin kamu lebih akrab sama nama ini karena belakangan ini cromboloni memang lagi ada di mana-mana. Bentuknya yang bulet, gendut, dan berlapis-lapis bikin orang langsung tertarik. Tapi, sebetulnya apa sih cromboloni itu?

Cromboloni adalah gabungan dari dua kata: “croissant” dan “bomboloni”. Bomboloni sendiri itu donat isi khas Italia yang biasanya diisi krim manis. Nah, cromboloni ini mengadopsi bentuk donat, tapi adonannya bukan adonan donat biasa, melainkan adonan croissant. Adonan croissant yang dikenal karena lapisannya yang renyah dan butter-nya yang melimpah, dibentuk bulat lalu digoreng atau dipanggang sampai mengembang. Setelah matang, bagian tengahnya diisi dengan berbagai macam krim, mulai dari cokelat, vanila, matcha, atau bahkan rasa-rasa unik lainnya. Atasnya juga nggak lupa dikasih topping, bisa cokelat leleh, taburan kacang, atau remahan kue.

Jadi, bisa dibilang, cromboloni itu adalah inovasi yang cerdas. Dia menggabungkan tekstur renyah dari croissant dengan sensasi kejutan dari isian donat. Pengalaman makan cromboloni tuh unik banget. Saat kamu gigit, ada bunyi ‘kreesss’ dari lapisan luarnya yang crunchy, terus begitu sampai di bagian dalam, kamu bakal nemuin krim yang lumer dan manis. Ini yang bikin orang ketagihan.

Siapa sih yang menciptakan cromboloni? Nah, ini dia yang menarik. Banyak yang mengira cromboloni ini produk asli Indonesia karena viralnya luar biasa di sini. Tapi sebetulnya, cromboloni itu adalah nama populer untuk pastry yang serupa dengan yang diciptakan oleh Lazarus Lynch, seorang koki dan penulis buku masak dari New York. Dia menciptakan kue bernama The Suprême yang memiliki bentuk spiral dan isian krim. The Suprême ini dirilis di Lafayette Grand Café & Bakery di New York pada tahun 2022 dan langsung booming. Konsepnya pun sama, adonan croissant yang dibentuk bulat dan diberi isian. Di Indonesia, nama cromboloni lebih dikenal dan popularitasnya naik pesat berkat media sosial.

Mengenal Lebih Dekat sang Rival Lama: Cruffin

Sebelum cromboloni muncul, ada satu lagi pastry hybrid yang sempat mencuri perhatian: cruffin. Mungkin kamu pernah lihat di kafe-kafe hipster atau bakery yang menjualnya. Bentuknya lebih akrab, mirip muffin, tapi punya lapisan-lapisan adonan yang jelas banget.

Cruffin adalah singkatan dari “croissant” dan “muffin”. Sesuai namanya, cruffin ini adalah perpaduan antara adonan croissant dan bentuk muffin. Adonan croissant yang sudah dilipat-lipat dan diberi butter, dibentuk spiral lalu dipanggang di loyang muffin. Karena dipanggang, tekstur luarnya jadi lebih renyah dan sedikit kecokelatan, sementara bagian dalamnya tetap lembut dan berlapis-lapis khas croissant. Cruffin biasanya diberi isian krim atau selai di bagian tengahnya, tapi ada juga yang polos aja dan cuma ditaburi gula halus.

Siapa yang menciptakan cruffin? Cruffin ini lebih dulu populer dibandingkan cromboloni. Penemunya adalah Kate Reid dari Lune Croissanterie di Melbourne, Australia. Ia menciptakan cruffin pada tahun 2013. Tapi yang bikin cruffin benar-benar terkenal adalah Mr. Holmes Bakehouse di San Francisco, Amerika Serikat, pada tahun 2014. Penampilan cruffin yang simpel tapi elegan, dengan tekstur yang kompleks, bikin pastry ini jadi favorit banyak orang yang suka ngopi di kafe.

Duel Seru: Cromboloni vs Cruffin, Mana yang Lebih Enak?

Sekarang kita masuk ke inti perdebatan. Kalau harus memilih, mana yang lebih baik? Atau, lebih tepatnya, mana yang cuma modal heboh dan mana yang punya nilai lebih?

1. Dari Sisi Adonan dan Cara Bikinnya

Baik cromboloni maupun cruffin, keduanya menggunakan adonan dasar yang sama, yaitu adonan croissant. Adonan ini dikenal rumit dan butuh kesabaran ekstra. Prosesnya melibatkan melipat-lipat adonan dengan butter berkali-kali (disebut laminasi) untuk menciptakan lapisan-lapisan tipis yang jadi ciri khasnya.

Cromboloni: Prosesnya sedikit berbeda. Setelah laminasi, adonan dibentuk bulat dan bisa digoreng atau dipanggang. Versi yang digoreng akan menghasilkan tekstur yang lebih mirip donat, dengan lapisan luar yang sedikit berminyak tapi dalamnya empuk. Versi panggang akan lebih renyah. Isiannya dimasukkan setelah matang, biasanya dengan cara disuntikkan. Cara ini memungkinkan isiannya lumer dan nggak bocor.

Cruffin: Adonannya dibentuk spiral lalu dipanggang. Karena dipanggang, teksturnya jadi lebih ringan dan renyah. Isiannya bisa dimasukkan sebelum atau sesudah dipanggang.

Kalau dari segi kerumitan, keduanya sama-sama butuh keahlian khusus. Tapi cromboloni punya sentuhan unik karena bisa digoreng, yang menambah dimensi rasa dan tekstur yang berbeda.

2. Dari Sisi Pengalaman Makan yang Kamu Dapet

Nah, ini nih yang paling penting! Pengalaman makan adalah kunci kenapa sebuah makanan bisa viral.

Cromboloni: Pengalaman makan cromboloni itu dramatis. Pertama, kamu pasti bakal foto-foto dulu karena tampilannya yang menggoda. Terus, pas gigit, ada sensasi bunyi kriuk yang seru banget. Krim isiannya yang melimpah bakal langsung lumer di mulut. Jadi, setiap gigitan adalah kejutan. Sensasi ini yang bikin cromboloni jadi sangat ‘Instagrammable’ dan viral. Ini adalah pengalaman makan yang berani, berisik, dan penuh kejutan.

Cruffin: Pengalaman makan cruffin lebih elegan dan kalem. Bentuknya yang mirip muffin membuatmu bisa memegangnya dengan mudah. Lapisan-lapisan adonannya yang renyah dan buttery terasa jelas saat dikunyah. Isiannya biasanya tidak sebanyak cromboloni, jadi fokusnya lebih ke rasa adonan croissant-nya. Ini adalah pengalaman makan yang lebih berkelas, cocok buat kamu yang menikmati setiap detail dari sebuah kue. Cruffin adalah pilihan buat kamu yang lebih menghargai proses dan rasa otentik dari adonan croissant.

3. Dari Sisi Hype vs Kualitas

Nah, ini dia pertanyaan utamanya: mana yang cuma modal heboh?

Cromboloni: Nggak bisa dipungkiri, popularitas cromboloni di Indonesia sebagian besar didorong oleh media sosial. Tampilannya yang unik dan isiannya yang melimpah sangat cocok untuk konten video singkat. Momen saat krimnya lumer atau saat suara kriuk terdengar jelas adalah konten yang sangat disukai. Cromboloni berhasil memanfaatkan tren ini dengan baik. Apakah ini berarti dia cuma modal heboh? Nggak juga. Kualitas adonan dan isiannya tetap jadi faktor penentu. Kalau adonannya nggak enak atau isiannya pelit, hebohnya juga nggak akan bertahan lama. Cromboloni berhasil karena dia menawarkan sesuatu yang baru dan pengalaman makan yang seru.

Cruffin: Cruffin lebih dulu populer di kalangan penikmat kopi dan pastry. Popularitasnya lebih ke arah 'word of mouth' dan kualitas produk. Orang-orang yang suka cruffin biasanya adalah mereka yang memang menghargai kualitas adonan croissant yang dibuat dengan teliti. Cruffin ini bisa dibilang punya heboh yang lebih 'kalem' dan bertahan lama, nggak meledak-ledak kayak cromboloni. Ini karena cruffin lebih fokus pada esensi adonan croissant yang otentik.


Jadi, Kesimpulan Juri Jujur?

Setelah kita bedah satu per satu, mana yang menang? Jawabannya, nggak ada yang menang telak. Keduanya adalah bintang di panggung mereka masing-masing.

Cromboloni berhasil jadi raja karena ia berani tampil beda dan memberikan pengalaman makan yang seru dan dramatis. Ia nggak takut untuk bereksperimen dengan isian dan topping yang beragam. Ini membuatnya cocok untuk kamu yang suka kejutan dan nggak keberatan kalau makan jadi sedikit 'berantakan'. Cromboloni adalah representasi dari inovasi yang berani dan berhasil memanfaatkan tren digital. Hype-nya memang besar, tapi di baliknya ada inovasi yang cerdas.

Di sisi lain, cruffin adalah juara bagi mereka yang menghargai kualitas dan keindahan yang lebih kalem. Ia menawarkan pengalaman makan yang lebih fokus pada esensi adonan croissant yang berlapis dan buttery. Cruffin adalah pilihan yang aman tapi tetap elegan. Ia membuktikan bahwa keindahan bisa ditemukan dalam kesederhanaan dan kualitas yang nggak lekang oleh waktu.

Jadi, kalau kamu lagi pengen kue yang bikin heboh dan seru, pilih cromboloni. Tapi kalau kamu pengen menikmati secangkir kopi dengan pastry yang punya kelas dan rasa yang otentik, cruffin bisa jadi pilihan terbaik.

Keduanya nggak cuma modal heboh. Keduanya punya tempat di hati para penikmat pastry. Cromboloni dengan keberaniannya, dan cruffin dengan keanggunannya. Jadi, mana yang kamu pilih? Kenapa nggak coba keduanya aja?

 

image source : Unsplash, Inc.

Gas komen di bawah! Santai aja, semua komentar bakal kita moderasi biar tetap asyik dan nyaman buat semua!

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال