Baper Itu Dosa Nggak Sih? Mengupas Hubungan Asmara dalam Islam di Era Digital

ardipedia.com – Pernah nggak sih, kamu lagi asyik scroll media sosial, terus liat postingan seseorang yang kayaknya relatable banget sama perasaan kamu? Atau tiba-tiba ada chat dari seseorang yang bikin senyum-senyum sendiri, padahal niatnya cuma mau ngobrol biasa? Nah, di titik itu, tanpa sadar kita bisa gampang banget baper alias terbawa perasaan. Di era digital ini, baper itu kayak virus yang gampang banget menyebar. Kita nggak cuma baper sama gebetan, tapi juga bisa baper sama quotes di feeds, atau bahkan sama karakter di film. Tapi, kalau baper sama seseorang, apalagi kalau ujung-ujungnya bikin hati nggak tenang, itu dosa nggak sih? Pertanyaan ini sering banget muncul di kepala kita, terutama buat kamu yang lagi berusaha menjaga hati dan diri.

Hubungan asmara di era digital ini memang punya dinamika yang beda banget dari zaman dulu. Kalau dulu orang harus ketemu langsung buat saling kenal, sekarang cukup lewat DM atau chat. Kemudahan ini bikin interaksi jadi lebih intens, tapi juga lebih rentan sama yang namanya baper. Batasan antara sekadar teman dan "lebih dari teman" jadi makin tipis. Nah, di sini, penting banget buat kita tahu, gimana sih Islam memandang hal ini? Apa sih yang harus kita lakukan biar nggak terjebak dalam baper yang nggak ada ujungnya? Artikel ini bakal ajak kamu buat ngupas tuntas, gimana cara menyikapi baper dan hubungan asmara sesuai ajaran Islam, tapi dengan cara yang nggak kaku.

Baper, Dosa Nggak Sih?

Pertama-tama, kita perlu lurusin dulu nih. Baper itu sendiri, sebagai sebuah perasaan, sebenarnya nggak dosa. Perasaan suka, kagum, atau bahkan jatuh cinta itu adalah hal yang manusiawi. Itu fitrah yang Allah kasih ke kita. Nggak ada dalil yang bilang kalau punya perasaan suka itu dosa. Jadi, kalau kamu ngerasa baper sama seseorang, jangan langsung merasa bersalah atau berdosa banget. Itu wajar kok.

Yang jadi masalah dan bisa mengarah ke dosa itu adalah apa yang kamu lakukan setelah baper. Perasaan itu cuma pemicu, tapi tindakan kita yang menentukan. Kalau baper itu malah bikin kamu jadi terlalu sering chatting hal-hal yang nggak penting, bahkan sampai larut malam, atau jadi sering berkhayal tentang dia, itu yang perlu kamu waspadai. Interaksi yang berlebihan, apalagi tanpa tujuan yang jelas, bisa membuka pintu untuk hal-hal yang tidak seharusnya.

Dalam Islam, ada istilah yang namanya zina hati. Ini bukan berarti kamu melakukan zina secara fisik, tapi pikiran dan hati kamu yang sudah terlalu fokus sama seseorang yang bukan mahramnya. Misalnya, kamu jadi sering stalking media sosialnya, atau bahkan sampai mengkhayal hal-hal yang nggak pantas. Itu bisa jadi awal dari dosa. Tapi ingat, ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk jadi pengingat. Kita perlu menjaga hati dan pikiran kita, karena apa yang ada di pikiran kita, seringkali bisa jadi kenyataan dalam tindakan. Jadi, baper itu sendiri nggak dosa, tapi hati-hati sama tindakan setelahnya.

Menjaga Batasan di Era Digital

Di era digital ini, menjaga batasan itu jadi tantangan tersendiri. Dulu, batasan itu jelas: nggak boleh berduaan, harus ada mahram, dan lain-lain. Sekarang, batasan itu jadi abu-abu. Chatting berduaan di private message atau video call bisa jadi kayak berduaan di dunia nyata. Nah, gimana caranya biar kita tetap bisa menjaga batasan ini?

Pertama, niat itu penting banget. Saat kamu berinteraksi sama seseorang di media sosial atau chat, coba lurusin lagi niat kamu. Apa niat kamu cuma untuk berteman? Atau ada niat lain? Kalau niatnya untuk hal-hal yang nggak jelas, mendingan dikurangi interaksinya. Jangan sampai interaksi yang nggak ada tujuan yang jelas itu malah bikin kamu baper dan ujung-ujungnya buang-buang waktu serta energi.

Kedua, jaga komunikasi. Kalau memang ada urusan yang penting, komunikasi itu wajar. Tapi, kalau obrolannya sudah mulai melenceng ke arah personal yang berlebihan, atau jadi sering chatting nggak penting sampai tengah malam, coba deh kurangi. Komunikasi yang berlebihan bisa bikin kamu makin baper dan jadi ketergantungan sama dia. Ingat, chatting juga bisa jadi sumber fitnah. Jadi, hindari obrolan yang bisa menimbulkan dugaan atau salah paham.

Ketiga, jangan terlalu sering stalking. Di era digital ini, kita gampang banget buat tahu kehidupan orang lain lewat media sosial. Kita bisa tahu dia lagi di mana, lagi sama siapa, atau lagi ngapain. Terlalu sering stalking itu bisa bikin kita jadi makin baper, atau bahkan jadi cemburu buta. Padahal, kita nggak punya hak untuk itu. Coba deh, kurangi stalking dan fokus sama diri sendiri. Kalau kamu nggak stalking, hati kamu jadi lebih tenang dan nggak gampang overthinking.

Keempat, hindari posting hal-hal yang berlebihan. Kita sering kan, liat orang posting kode-kode di media sosial atau quotes galau yang kayaknya ditujukan buat seseorang? Hal-hal kayak gini bisa bikin orang lain salah paham dan mengira kamu lagi deket sama dia. Lebih baik, posting hal-hal yang positif dan bermanfaat. Media sosial seharusnya jadi tempat buat menyebarkan kebaikan, bukan buat drama atau kode-kode yang nggak jelas.

Mencintai dalam Diam, Mungkinkah?

Banyak yang bilang, mencintai dalam diam itu hal yang paling mulia. Nggak perlu banyak komunikasi, nggak perlu kode-kodean, cukup doakan dia dari jauh. Tapi, apakah ini realistis di era sekarang? Jawabannya, sangat mungkin. Justru, mencintai dalam diam itu bisa jadi cara terbaik untuk menjaga hati.

Mencintai dalam diam di sini bukan berarti kamu nggak melakukan apa-apa. Justru, kamu melakukan banyak hal. Yang paling penting, kamu mendekat sama Allah. Kamu curhat semua perasaan kamu ke Dia. Minta sama Allah, kalau dia memang orang yang terbaik buat kamu, maka dekatkanlah. Kalau bukan, maka jauhkanlah dengan cara yang terbaik. Doa itu adalah cara paling ampuh buat menyampaikan perasaan, tanpa harus mengumbar-umbar.

Selain itu, kamu juga bisa fokus buat memperbaiki diri. Kalau kamu suka sama seseorang, jadikan itu motivasi buat jadi pribadi yang lebih baik. Misalnya, kamu jadi lebih rajin shalat, lebih rajin ngaji, atau lebih rajin sedekah. Kamu nggak cuma fokus sama dia, tapi juga fokus sama diri sendiri. Dengan begitu, kamu nggak cuma jadi orang yang lebih baik di mata manusia, tapi juga di mata Allah.

Mencintai dalam diam juga bisa jadi cara buat melatih kesabaran. Nggak semua yang kita mau bisa langsung kita dapetin. Ada proses dan ada waktu yang tepat. Dengan mencintai dalam diam, kamu belajar untuk bersabar dan percaya sama rencana Allah. Kalau dia memang takdir kamu, pasti suatu saat nanti Allah akan pertemukan kalian dalam cara yang terbaik.

Jalan Keluar dari Baper yang Nggak Sehat

Kalau kamu merasa baper yang kamu rasain sudah nggak sehat, bahkan sampai mengganggu ibadah atau aktivitas sehari-hari kamu, ini saatnya kamu mengambil langkah tegas. Ini bukan berarti kamu harus benci sama dia, tapi kamu harus jaga diri dan hati kamu.

Satu, jauhi interaksi yang nggak penting. Kalau kamu merasa chatting sama dia bikin kamu baper, coba deh kurangi atau bahkan berhenti. Fokus sama hal-hal lain yang lebih bermanfaat. Misalnya, kamu bisa lebih fokus sama hobi, atau lebih sering kumpul sama teman-teman kamu yang punya pengaruh positif.

Dua, fokus pada diri sendiri. Ini waktu yang tepat buat kamu upgrade diri. Misalnya, kamu bisa belajar hal-hal baru, ikut workshop, atau mulai olahraga. Saat kamu fokus sama diri sendiri, kamu nggak punya waktu buat mikirin dia terus-menerus. Kamu jadi lebih produktif dan nggak cuma buang-buang waktu buat overthinking.

Tiga, kembali ke Allah. Ini yang paling penting. Kalau kamu merasa hati kamu nggak tenang, coba deh shalat, ngaji, atau dzikir. Curhatin semua perasaan kamu ke Allah. Minta sama Dia, biar hati kamu ditenangkan dan dijauhkan dari perasaan yang nggak sehat. Nggak ada yang bisa menenangkan hati selain Allah.

Empat, cari support system. Kamu bisa cerita ke teman terdekat atau keluarga yang kamu percaya. Dengan cerita, kamu bisa merasa lebih lega dan nggak merasa sendirian. Mereka bisa kasih kamu masukan atau sekadar jadi pendengar yang baik.

Penutup

Baper itu memang hal yang manusiawi. Tapi, kita juga harus bijak dalam menyikapinya. Di era digital ini, tantangannya makin besar. Kita perlu tahu batasan dan menjaga diri agar nggak terjebak dalam baper yang nggak sehat. Ingat, mencintai dalam Islam itu bukan cuma soal perasaan, tapi juga soal menjaga kehormatan dan ketaatan. Dengan cara-cara yang gue sebutin tadi, semoga kamu bisa menjaga hati kamu, dan kalau memang dia adalah orang yang tepat, semoga Allah akan pertemukan kalian dalam cara yang terbaik. Tetap semangat, ya!

image source : iStock

Gas komen di bawah! Santai aja, semua komentar bakal kita moderasi biar tetap asyik dan nyaman buat semua!

Lebih baru Lebih lama
ardipedia

نموذج الاتصال

Quotes
Menu Ardipedi