Parenting Anti Ribet: Bikin Aturan Rumah yang Santai Tapi Tetap Jalan

ardipedia.com – Halo, guys! Kamu pernah nggak sih ngerasa pusing tujuh keliling cuma gara-gara ngatur anak di rumah? "Bangun pagi!" "Beresin kamar!" "Jangan main game terus!" Rasanya kayak lagi jadi satpam yang patroli 24 jam, ya kan? Alih-alih rumah jadi tertib, yang ada malah drama dan perang dingin tiap hari. Tenang, kamu nggak sendirian kok. Banyak banget orang tua yang ngerasain hal yang sama. Kita sering mikir kalau aturan itu harus kaku, ketat, dan super disiplin, kayak di barak militer. Padahal, ada lho cara bikin aturan rumah yang santai tapi tetap efektif. Nggak perlu ngomel-ngomel, nggak perlu teriak-teriak. Gue mau ajak kamu buat lihat parenting dari sisi yang lebih chill dan bikin semua orang bahagia.

Aturan Kaku vs. Aturan Santai: Bedanya Apa?

Sebelum kita masuk ke jurus-jurusnya, kita harus pahami dulu bedanya. Aturan yang kaku itu biasanya dibuat sepihak oleh orang tua. Anak cuma bisa nurut, tanpa tahu alasan atau tujuan di baliknya. Contohnya, "Pokoknya jam delapan malam kamu harus tidur, nggak pakai nanti!" Aturan kayak gini seringnya bikin anak jadi memberontak atau nurut karena takut, bukan karena kesadaran.

Nah, aturan yang santai itu beda. Aturan ini dibuat bareng-bareng, dua arah. Anak dilibatkan, mereka diajak diskusi. Aturan yang santai juga fleksibel, bisa disesuaikan sama situasi. Contohnya, "Gimana kalau kita sepakat jam tidur itu jam delapan? Tapi kalau ada tugas sekolah, kita bisa diskusi lagi." Aturan santai ini bikin anak jadi punya rasa memiliki, mereka merasa dihargai, dan jadi lebih kooperatif.

Jurus 1: Jangan Terlalu Banyak Aturan

Seringkali kita bikin daftar aturan yang panjangnya kayak kereta api. Bangun pagi, beresin kasur, gosok gigi, sarapan, mandi, jangan nonton TV, jangan main HP, PR, les, bla bla bla. Anak-anak bisa jadi pusing dan bingung. Makin banyak aturannya, makin susah mereka mengingat dan menjalankannya. Coba deh, pilih aturan yang paling penting aja. Fokus pada 3-5 aturan utama yang benar-benar esensial buat keseharian.

Misalnya, tiga aturan utama itu adalah: 1) Semua orang bertanggung jawab atas barang-barangnya sendiri. 2) Saling menghargai dan berbicara dengan sopan. 3) Jaga kebersihan dan kerapian di rumah. Dari tiga aturan ini, kamu bisa pecah jadi hal-hal yang lebih spesifik, tapi intinya tetap sederhana. Ini bikin mereka lebih mudah ingat dan gampang diterapkan.

Jurus 2: Ajak Anak Diskusi dan Bikin Aturan Bareng-bareng

Ini dia kunci utamanya. Jangan jadi diktator di rumah. Ajak anak kamu duduk bareng dan ngobrol. Kamu bisa bilang, "Papa/Mama mau bikin rumah kita jadi tempat yang paling nyaman buat semua. Menurut kamu, apa aja ya aturan yang perlu kita buat biar rumah kita jadi keren?" Biarin mereka ikut berpendapat. Mungkin mereka akan ngusulin, "Gimana kalau kita boleh main game tapi pas weekend aja?" Dengerin pendapat mereka.

Dengan cara ini, anak jadi merasa punya andil. Mereka bukan lagi cuma penerima perintah, tapi juga pembuat aturan. Ini bikin mereka lebih termotivasi buat menjalankan aturan itu, karena mereka sendiri yang ikut merumuskannya. Kamu juga bisa ngajarin mereka tentang kompromi dan kerja sama.

Jurus 3: Buat Aturan Jadi Visual dan Menarik

Anak-anak, terutama yang masih kecil, lebih mudah mengingat sesuatu yang visual. Setelah kalian diskusi dan sepakat soal aturannya, coba deh bikin poster atau papan aturan bareng-bareng. Ajak mereka gambar, hias, atau tulis aturannya dengan spidol warna-warni. Misalnya, di poster itu ada gambar sikat gigi untuk aturan menjaga kebersihan, atau gambar mainan yang rapi untuk aturan beres-beres.

Tempel papan aturan itu di tempat yang gampang dilihat, misalnya di kulkas atau di pintu kamar mereka. Ini bakal jadi pengingat visual yang efektif tanpa kamu harus ngomel-ngomel setiap hari. Kamu bisa bilang, "Yuk, kita lihat papan aturan kita lagi," daripada, "Udah kamu beresin kamar belum?" Cara ini jauh lebih santai dan bikin mereka nggak merasa tertekan.

Jurus 4: Jangan Lupa Konsisten dan Kasih Contoh

Aturan yang paling keren pun nggak bakal jalan kalau kamu nggak konsisten. Penting banget buat kamu dan pasangan menjalankan aturan yang sama. Jangan sampai kamu bilang, "Jangan main HP pas makan," tapi kamu sendiri sibuk scroll HP. Anak-anak itu peniru yang ulung. Mereka akan melihat apa yang kamu lakukan, bukan cuma apa yang kamu katakan.

Jadi, kasih contoh yang baik. Kalo aturannya beresin piring habis makan, kamu juga harus beresin piringmu. Kalo aturannya tidur jam delapan, kamu juga harus mulai ngajarin mereka rutinitas tidur yang teratur. Konsistensi itu nggak cuma soal menjalankan aturan, tapi juga soal membangun kebiasaan. Dan yang paling penting, konsistensi ini bakal ngasih rasa aman ke anak-anak karena mereka tahu apa yang bisa mereka harapkan dari orang tua mereka.

Jurus 5: Pakai Gaya Bahasa yang Positif

Seringkali kita pakai kalimat yang negatif buat ngasih tahu aturan. "Jangan lari di rumah!" "Jangan buang sampah sembarangan!" Alih-alih begitu, coba ubah jadi kalimat positif. "Yuk, kita jalan pelan-pelan di dalam rumah," atau "Yuk, kita buang sampah di tempatnya." Kalimat positif ini bikin anak jadi tahu apa yang harus mereka lakukan, bukan cuma apa yang nggak boleh mereka lakukan. Ini jauh lebih efektif dan bikin suasana rumah jadi lebih adem.

Jurus 6: Fleksibel dan Punya Ruang Kompromi

Hidup itu nggak selalu lurus. Ada kalanya ada acara mendadak, atau anak lagi sakit, atau ada hal-hal lain yang bikin aturan nggak bisa dijalankan. Nggak apa-apa kok. Aturan yang santai itu harus fleksibel. Misalnya, kalau anakmu lagi sakit, ya nggak usah dipaksa buat beresin kamar. Aturan bisa dilonggarkan sementara.

Kamu juga harus punya ruang buat kompromi. Contohnya, kalau anakmu lagi ada tugas sekolah yang harus dikerjain sampai malam, ya nggak usah dipaksa buat tidur jam delapan. Diskusikan dan buat kesepakatan baru. Ini ngajarin mereka tentang pentingnya kompromi dan bahwa aturan itu bukan harga mati, tapi alat buat bikin hidup jadi lebih baik.

Jurus 7: Kasih Apresiasi dan Jangan Cuma Kritik

Anak-anak suka banget kalau usahanya dihargai. Saat mereka berhasil menjalankan aturan, kasih apresiasi. Nggak harus kasih hadiah. Cukup dengan kata-kata kayak, "Wah, kamu keren banget! Kamarnya udah rapi," atau "Makasih ya, udah beresin mainan." Apresiasi ini bikin mereka jadi termotivasi buat terus melakukan hal yang baik.

Jangan cuma datang pas mereka ngelanggar aturan. Jangan cuma marah dan kritik. Datang dan puji mereka pas mereka melakukan hal yang benar. Ini bikin mereka merasa dilihat dan dihargai, yang akhirnya akan ngebangun hubungan yang lebih kuat antara kamu dan mereka.


Kesimpulannya,

Membangun aturan rumah yang santai itu bukan soal nggak peduli. Ini soal membangun lingkungan yang penuh rasa hormat, kerja sama, dan kebahagiaan. Aturan yang dibuat bersama akan menciptakan rasa kepemilikan dan tanggung jawab pada anak. Jadi, lupakan cara-cara lama yang kaku dan penuh drama. Mari kita ciptakan rumah yang nyaman, di mana semua orang bisa jadi diri sendiri, dan aturan bisa berjalan dengan sendirinya, tanpa harus diatur-atur terus.

 

 

image source : iStock

Gas komen di bawah! Santai aja, semua komentar bakal kita moderasi biar tetap asyik dan nyaman buat semua!

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال