Patah Hati itu Awal yang Baru: Belajar Mengobati Luka Batin dari Teladan Nabi

ardipedia.com – Pernah nggak sih kamu ngerasa kayak lagi di tengah hujan deras, terus tiba-tiba petir menyambar? Rasanya kaget, sakit, merasa kecewa dan bingung harus ngapain. Itu yang namanya patah hati. Perasaan ini bisa datang dari mana aja, entah karena putus cinta, ditinggalin, atau bahkan karena harapan yang nggak sesuai kenyataan. Rasanya nyesek banget, kan? Apalagi di era digital sekarang, baper itu gampang banget dateng dan susah banget buat pergi. Kita jadi sering galau, overthinking, dan nggak jarang jadi males ngapa-ngapain.

Patah hati itu bukan cuma soal kehilangan seseorang, tapi juga soal kehilangan harapan. Kita udah ngerangkai mimpi, udah ngebayangin masa depan, tapi tiba-tiba semuanya hancur berantakan. Nggak heran kalau move on itu jadi hal yang paling susah di dunia. Kita jadi ngerasa sendirian, ngerasa nggak berharga, dan kadang sampai ngerasa hidup ini nggak adil.

Tapi, pernah nggak sih kamu mikir, kalau patah hati itu juga bisa jadi cara Allah buat ngasih kita pelajaran? Patah hati itu bisa jadi momen buat kita introspeksi, memperbaiki diri, dan kembali ke jalan yang benar. Nabi Muhammad SAW, meskipun beliau adalah sosok yang paling mulia, beliau juga pernah merasakan duka yang mendalam. Beliau ditinggal orang-orang yang beliau cintai, tapi beliau selalu bisa move on dengan cara yang terbaik.

Di artikel ini, gue mau ajak kamu buat kupas tuntas, gimana sih cara move on dari patah hati ala Rasulullah SAW? Bukan cuma teori, tapi tips yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari, biar hati kamu bisa kembali utuh.

1. Terima Perasaanmu, Jangan Dipendam

Hal pertama yang harus kita lakukan saat patah hati adalah menerima perasaan itu. Jangan disangkal atau diabaikan. Rasa sedih, kecewa, atau marah itu manusiawi, kok. Kamu punya hak buat sedih. Rasulullah SAW adalah sosok yang paling kuat, tapi beliau juga pernah merasakan duka yang mendalam. Saat istri beliau, Khadijah, meninggal, beliau sangat sedih. Beliau juga menangis saat putranya, Ibrahim, meninggal.

Ini nunjukin kalau merasakan emosi itu bukan hal yang dilarang. Tugas kita bukan buat menghilangkan emosi itu, tapi buat mengelolanya. Kalau kamu lagi sedih, nggak usah dipendam. Nggak usah pura-pura bahagia di depan orang lain. Rasakan emosinya, akui, lalu biarkan ia mengalir. Dengan begitu, kamu bisa memprosesnya dengan lebih baik dan nggak jadi beban di hati.

Dalam Islam, ada ajaran tentang tanggung jawab terhadap diri sendiri. Itu termasuk menjaga kesehatan mental kita. Mengabaikan perasaan sedih atau depresi itu sama aja kayak membiarkan luka di badan tanpa diobati. Itu bisa bikin kondisinya makin parah. Jadi, kalau kamu lagi patah hati, itu bukan tanda kelemahan iman. Itu tanda bahwa kamu butuh istirahat dan perhatian lebih untuk dirimu sendiri.


2. Kembalikan Semuanya kepada Allah

Saat patah hati, seringkali kita ngerasa sendirian. Kita ngerasa nggak ada yang bisa ngertiin kita. Padahal, ada satu sosok yang selalu ada buat kita, yaitu Allah SWT. Dia adalah Dzat yang menciptakan kita, jadi Dia tahu banget apa yang kita rasain.

Allah SWT berfirman:

"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28)

Pelajaran dari ayat ini adalah, kalau kamu pengen hati kamu tenang, kamu harus kembali ke Allah. Curhatin semua yang kamu rasain ke Dia. Nggak perlu pakai bahasa yang indah-indah, pakai aja bahasa hati kamu. Minta sama Allah buat ditenangkan hati kamu.

Selain itu, kamu juga harus yakin kalau setiap takdir yang Allah kasih itu adalah yang terbaik. Mungkin kamu nggak ngerti sekarang, kenapa kamu harus patah hati. Tapi, suatu saat nanti, kamu akan sadar kalau patah hati itu adalah cara Allah buat ngelindungin kamu dari sesuatu yang nggak baik.

Saat kamu bisa berserah diri kepada Allah, kamu akan ngerasa lebih lega. Beban yang tadinya berat banget, akan terasa lebih ringan. Karena kamu sadar, kamu nggak sendirian. Kamu punya Allah yang selalu ada buat kamu.

3. Jadikan Patah Hati Sebagai Momen untuk Upgrade Diri

Patah hati itu bisa jadi momen yang paling baik buat kamu fokus sama diri sendiri. Selama ini, mungkin kamu terlalu fokus sama orang lain. Kamu jadi lupa buat merawat diri kamu, mengembangkan bakat kamu, atau mengejar impian kamu.

Nah, sekarang, gunakan energi galau kamu buat hal-hal yang positif. Misalnya, kamu bisa belajar skill baru yang udah lama kamu pengenin, kamu bisa fokus sama hobi yang sempat kamu tinggalkan, atau kamu bisa lebih fokus sama ibadah kamu.

Pelajaran dari Rasulullah SAW adalah, beliau adalah sosok yang selalu produktif. Beliau nggak pernah buang-buang waktu buat hal-hal yang nggak bermanfaat. Beliau selalu berusaha buat jadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.

Kalau kamu lagi patah hati, jangan cuma meratapi nasib. Jadikan itu sebagai motivasi. Tunjukkan ke dunia kalau kamu bisa jadi pribadi yang lebih baik tanpa dia. Tapi, niat kamu jangan karena pengen bikin dia nyesel, ya. Niat kamu harus karena kamu pengen jadi pribadi yang lebih baik di hadapan Allah.

4. Jangan Stalking dan Jauhi Hal yang Bisa Bikin Kamu Ingat Dia

Di era digital ini, stalking itu gampang banget. Rasanya pengen tahu dia lagi ngapain, lagi sama siapa, atau lagi galau juga nggak. Tapi, stalking itu cuma bikin kamu makin sakit. Itu kayak kamu lagi ngobatin luka, tapi kamu terus-terusan korek luka itu. Itu nggak akan sembuh.

Pelajaran dari Rasulullah SAW adalah, beliau selalu menjauhi hal-hal yang bisa membuat beliau sedih. Saat beliau hijrah, beliau meninggalkan semua kenangan di Mekkah dan fokus sama kehidupan baru di Madinah.

Kalau kamu mau move on, kamu harus berani ambil langkah. Kamu harus berhenti stalking, kamu harus berhenti dengerin lagu-lagu galau yang bikin kamu ingat dia, dan kamu harus berhenti lihat-lihat foto lama kalian. Ini memang nggak gampang, tapi ini adalah langkah yang harus kamu ambil kalau kamu mau sembuh.

Kamu bisa coba unfollow atau mute akun media sosialnya. Kalau perlu, kamu bisa hapus nomornya. Ini bukan berarti kamu benci dia, ya. Ini cuma cara buat kamu healing dengan lebih cepat.

5. Bersihkan Hati, Berdoa, dan Bersedekah

Patah hati itu bisa jadi momen buat kita membersihkan hati kita. Patah hati itu bisa jadi cara Allah buat ngasih kita kesempatan buat kembali ke jalan yang benar. Saat hati kita kosong, kita bisa isi dengan hal-hal yang baik, kayak dzikir, baca Al-Qur'an, atau sedekah.

Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya sedekah itu dapat memadamkan kemarahan Tuhan." (HR. Tirmidzi)

Pelajaran dari hadis ini adalah, sedekah itu nggak cuma buat orang lain, tapi juga buat kita. Saat kita bersedekah, kita lagi ngasih kebahagiaan ke orang lain, dan kebahagiaan itu, secara nggak langsung, bakal balik lagi ke kita. Hati kita jadi lebih lapang dan nggak terlalu fokus sama masalah-masalah kita sendiri.

Kamu bisa coba sedekah dari hal-hal kecil. Misalnya, kamu bisa kasih makan kucing di jalanan, atau kamu bisa beliin makanan buat teman yang lagi lembur. Hal-hal kecil kayak gini bisa bikin hati kamu jadi lebih tenang dan bisa jadi obat paling ampuh buat patah hati.

Penutup

Patah hati itu memang nggak enak, tapi itu bukan akhir dari segalanya. Patah hati itu bisa jadi momen buat kamu belajar, memperbaiki diri, dan kembali ke jalan yang benar. Ambil hikmah dari setiap kejadian. Terima perasaanmu, kembalikan semuanya kepada Allah, jadikan patah hati sebagai momen untuk upgrade diri, jauhi hal yang bisa bikin kamu ingat dia, dan bersihkan hati dengan doa dan sedekah.

Semoga dengan menerapkan tips ini, kamu bisa move on dengan cara yang lebih baik, dan kamu bisa dipertemukan sama seseorang yang jauh lebih baik dari yang kamu bayangin.

image source : iStock

Gas komen di bawah! Santai aja, semua komentar bakal kita moderasi biar tetap asyik dan nyaman buat semua!

Lebih baru Lebih lama
ardipedia

نموذج الاتصال

Quotes
Menu Ardipedi