ardipedia.com – Mengundurkan diri atau resign dari pekerjaan itu bukan keputusan yang gampang. Rasanya campur aduk, antara lega karena mau pindah ke tempat yang lebih baik, tapi juga deg-degan karena harus ninggalin zona nyaman. Prosesnya juga enggak cuma soal ngirim surat pengunduran diri, lho. Kalau kamu enggak siap, prosesnya bisa jadi berantakan, dan yang paling parah, bisa merusak reputasi kamu di masa depan. Transisi dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain itu harusnya berjalan mulus dan profesional. Kamu harus bisa ninggalin kesan yang baik ke atasan dan rekan kerja. Ingat, dunia kerja itu sempit. Kamu enggak pernah tahu kapan bakal ketemu lagi sama mereka, mungkin di perusahaan lain, sebagai klien, atau bahkan sebagai atasan. Makanya, penting banget buat ninggalin jejak yang positif. Artikel ini bakal kasih kamu tujuh persiapan wajib yang harus kamu lakuin sebelum resign. Persiapan ini bakal bantu kamu melewati proses transisi dengan baik, tanpa drama, dan tanpa ngerusak hubungan profesional kamu. Ini bukan cuma soal apa yang harus kamu lakuin, tapi juga soal apa yang harus kamu pikirin dan rasain. Yuk, kita mulai dari yang paling mendasar.
1. Pikirkan Matang-Matang Keputusan Kamu
Sebelum kamu nulis surat pengunduran diri, pastikan kamu benar-benar yakin dengan keputusan kamu. Coba tanyakan ke diri kamu sendiri:
Apa alasan utama kamu resign? Apakah karena gaji, lingkungan kerja, enggak ada kesempatan berkembang, atau alasan lain?
Apakah masalah itu bisa diselesaikan? Coba pikirin, apa masalahnya bisa kamu bicarakan sama atasan atau HRD?
Sudah ada pekerjaan baru? Kalau belum, apakah kamu punya dana darurat yang cukup buat hidup sampai kamu dapat pekerjaan baru? Mengundurkan diri karena emosi sesaat atau cuma ikut-ikutan teman itu enggak bijak. Kamu harus punya alasan yang kuat dan jelas. Keputusan ini bakal ngubah hidup kamu, jadi jangan pernah ambil enteng. Pikirkan semua skenario, dari yang paling baik sampai yang paling buruk.
2. Siapkan Dana Darurat
Kalau kamu belum dapat pekerjaan baru, dana darurat itu penting banget. Enggak ada yang bisa tahu berapa lama kamu bakal nganggur. Ada yang cuma seminggu, ada juga yang sampai berbulan-bulan. Biar kamu enggak panik dan bisa fokus nyari kerjaan, kamu harus punya uang buat hidup. Idealnya, kamu harus punya dana darurat minimal buat biaya hidup 3-6 bulan. Dana ini bisa dipakai buat bayar sewa kosan, makan, transportasi, dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Jadi, saat kamu resign, kamu enggak merasa tertekan dan bisa tetap berpikir jernih. Gue pernah, dulu teman gue resign tanpa ada dana darurat. Baru sebulan, dia udah panik dan akhirnya terima pekerjaan apa adanya, padahal skill-nya bagus banget. Jangan sampai itu terjadi sama kamu ya.
3. Pahami Aturan Perusahaan soal Resign
Setiap perusahaan punya aturan sendiri soal resign. Yang paling umum adalah notice period atau masa pemberitahuan. Biasanya 30 hari. Ini adalah waktu buat kamu menyelesaikan semua tugas dan handover kerjaan ke orang lain. Cari tahu dulu aturan di kantor kamu. Kamu bisa cek di kontrak kerja atau tanya ke HRD. Patuhi aturan ini. Jangan pernah resign tanpa notice atau dengan notice yang terlalu singkat. Itu bakal bikin kamu terlihat enggak profesional dan bisa merusak reputasi kamu. Perusahaan juga berhak enggak ngasih kamu referensi baik kalau kamu resign enggak sesuai aturan.
4. Tulis Surat Pengunduran Diri yang Profesional
Surat pengunduran diri itu bukan tempat buat curhat atau mengeluh soal kantor. Surat itu harus singkat, padat, dan profesional. Isinya:
Tujuan surat: Jelasin kalau kamu mau mengundurkan diri.
Tanggal efektif: Sebutin tanggal terakhir kamu kerja.
Ucapan terima kasih: Ucapin terima kasih atas kesempatan dan pengalaman yang sudah kamu dapat.
Tawarkan bantuan: Tawarkan bantuan buat handover kerjaan selama masa notice period. Gue yakin, enggak ada atasan yang mau baca surat pengunduran diri yang isinya keluhan. Itu cuma bikin kamu terlihat enggak profesional. Jadi, tulis surat yang sopan, terstruktur, dan ninggalin kesan yang baik.
5. Komunikasikan ke Atasan dengan Baik
Setelah suratnya siap, saatnya kamu ngobrol sama atasan. Minta waktu khusus buat bicara empat mata. Jangan pernah resign lewat email atau chat. Itu enggak sopan. Saat ngobrol:
Sampaikan niat kamu secara langsung: Katakan kalau kamu mau resign dengan alasan yang sudah kamu pikirkan.
Jelaskan alasan kamu dengan sopan: Jangan nyalahin atasan atau perusahaan. Jelasin alasan kamu dengan bijak, misalnya karena kamu ingin cari pengalaman baru.
Tawarkan bantuan selama transisi: Tawarkan bantuan buat handover kerjaan dan bantu cari pengganti kamu.
Ucapkan terima kasih: Ucapkan terima kasih atas bimbingan dan kesempatan yang sudah diberikan. Dengan cara ini, atasan kamu akan lebih menghargai keputusan kamu. Mereka akan melihat kamu sebagai orang yang punya etika dan profesionalisme.
6. Selesaikan Semua Tugas dan Handover dengan Rapi
Masa notice period itu adalah waktu buat kamu menyelesaikan semua tugas dan handover kerjaan ke orang lain. Ini adalah kesempatan terakhir kamu buat ninggalin kesan yang baik. Caranya:
Buat daftar tugas: Buat daftar semua tugas yang belum selesai. Prioritaskan mana yang harus selesai duluan.
Dokumentasikan semua: Dokumentasikan semua proses kerja kamu. Biar orang yang gantiin kamu enggak bingung.
Ajarkan pengganti kamu: Kalau sudah ada pengganti, ajarkan semua yang kamu tahu. Jangan pelit ilmu.
Tanya ke atasan: Tanya ke atasan, apa ada tugas lain yang harus kamu selesaikan sebelum kamu pergi. Gue yakin, orang yang ninggalin kantor dengan kerjaan yang berantakan itu enggak akan pernah diingat dengan baik. Makanya, pastikan kamu ninggalin kantor dalam keadaan rapi.
7. Jaga Hubungan Baik dengan Rekan Kerja dan Atasan
Hubungan baik itu investasi. Kamu enggak tahu kapan bakal butuh mereka lagi. Mungkin buat rekomendasi, referensi, atau bahkan kesempatan kerja baru. Caranya:
Ucapkan selamat tinggal: Berikan salam perpisahan yang baik kepada semua orang.
Hubungi mereka di LinkedIn: Tambahkan atasan dan rekan kerja kamu di LinkedIn. Jaga komunikasi yang baik.
Jangan gosip: Jangan pernah ngomongin keburukan kantor lama. Itu bakal nunjukin kalau kamu enggak profesional. Dengan menjaga hubungan baik, kamu bakal ninggalin kantor dengan kesan yang positif. Ini bakal jadi modal berharga buat karier kamu di masa depan.
image source : Unsplash, Inc.