Mau Switch Karier? Ikuti 6 Tips Ini Biar Transisinya Mulus

ardipedia.com – Punya pikiran buat ganti jalur karier? Nggak sendirian kok, banyak banget yang ngerasain hal yang sama. Mungkin kamu lagi jenuh sama pekerjaan sekarang, atau justru nemuin passion baru yang bikin kamu semangat. Proses pindah jalur itu memang nggak gampang, tapi juga nggak mustahil. Kalau direncanain dengan benar, transisinya bisa mulus dan bikin kamu makin berkembang. Gue bakal kasih 6 tips yang gampang banget buat kamu ikuti. Ini bukan soal trik-trikan, tapi soal persiapan yang matang biar langkah kamu mantap.

Sebelum kita masuk ke tipsnya, penting banget buat kamu tahu kalau ganti karier itu bukan sebuah kegagalan. Justru, ini adalah tanda bahwa kamu punya keberanian buat mencari kebahagiaan dan kepuasan dalam pekerjaan. Dunia kerja sekarang itu dinamis, dan wajar banget kalau kamu merasa perlu beradaptasi. Jadi, buang jauh-jauh rasa ragu dan siap-siap buat melangkah.

1. Kenali Diri Kamu dan Apa yang Kamu Mau

Langkah pertama yang paling penting adalah introspeksi. Kamu harus tahu persis kenapa kamu mau pindah jalur. Apakah karena gaji yang kurang? Lingkungan kerja yang nggak cocok? Atau karena kamu mau kerja yang sesuai sama passion? Gue pernah punya teman yang jago banget desain, tapi dia malah kerja di bank karena dorongan orang tua. Setelah beberapa tahun, dia merasa nggak bahagia dan akhirnya memutuskan buat banting setir jadi desainer grafis. Dia bilang, "Gaji bisa dicari, tapi kalau kerjaan bikin stres setiap hari, itu nggak worth it."

Coba deh, luangkan waktu buat nulis apa yang kamu suka, apa yang kamu kuasai, dan apa yang bikin kamu penasaran. Bikin daftar skill yang kamu punya, baik itu hard skill maupun soft skill. Mungkin kamu jago bikin presentasi, atau kamu punya kemampuan komunikasi yang baik. Semua itu bisa jadi modal buat karier baru kamu. Dengan mengenali diri sendiri, kamu bakal lebih gampang menentukan arah dan tujuan.

Setelah itu, coba riset pekerjaan apa yang cocok sama diri kamu. Baca deskripsi pekerjaan, lihat skill apa yang dibutuhkan, dan coba bayangin diri kamu ngerjain itu. Jangan sampai kamu pindah cuma karena ikut-ikutan tren. Pastikan pilihan kamu itu memang datang dari hati.

2. Riset dan Pahami Industri Baru

Kalau kamu sudah tahu mau pindah ke mana, langkah selanjutnya adalah riset yang mendalam. Jangan cuma modal nekat. Cari tahu tentang industri baru yang kamu tuju. Apa saja trennya, perusahaan apa saja yang ada di sana, dan gimana budaya kerjanya. Internet itu gudangnya informasi. Kamu bisa baca artikel, nonton video, atau dengerin podcast yang ngebahas industri itu.

Gue pernah bantu teman yang mau pindah dari marketing ke dunia kreatif. Dia nggak cuma baca artikel, tapi dia juga follow influencer di bidang itu, ikutin webinar, dan bahkan gabung grup Telegram yang isinya orang-orang kreatif. Dengan cara itu, dia bisa dapat insight langsung dari "orang dalam."

Coba deh, cari tahu juga tentang gaji di industri itu. Jangan sampai kamu sudah capek-capek pindah, ternyata gajinya nggak sesuai harapan. Menurut data dari Glassdoor, gaji di tiap industri itu beda-beda. Jadi, pastikan kamu realistis. Ini bukan soal prediksi masa depan, tapi soal data yang ada sekarang.

Riset juga bisa bantu kamu buat tahu skill apa yang paling dicari. Kalau kamu mau jadi content writer, kamu harus tahu platform mana yang lagi naik daun dan gaya tulisan apa yang paling disukai. Kalau kamu mau jadi developer, kamu harus tahu bahasa pemrograman apa yang lagi banyak dicari. Ini bakal bantu kamu buat fokus belajar.

3. Asah Skill yang Dibutuhkan

Setelah kamu tahu skill apa yang harus dikuasai, saatnya action. Mulai belajar dari sekarang. Nggak perlu buru-buru resign. Kamu bisa belajar sambil kerja. Ada banyak banget platform belajar online kayak Coursera, edX, atau Skillshare yang nawarin kursus dari universitas atau perusahaan top. Kamu juga bisa belajar dari YouTube atau artikel gratis.

Gue punya teman yang mau pindah dari HRD ke data analyst. Dia mulai belajar coding Python dan SQL dari YouTube dan platform online. Dia cuma luangkan waktu satu atau dua jam setiap hari sepulang kerja. Awalnya berat, tapi lama-lama jadi kebiasaan. Setelah beberapa bulan, dia berhasil bikin beberapa project kecil yang dia taruh di portofolionya.

Portofolio itu penting banget, lho. Nggak cuma buat desainer atau penulis, tapi buat semua profesi. Portofolio itu kayak bukti nyata dari skill kamu. Kalau kamu mau jadi social media manager, coba deh bikin portofolio yang isinya analisis media sosial, strategi konten, dan contoh postingan yang pernah kamu bikin. Ini bakal bikin kamu lebih menonjol di mata rekruter.

Selain hard skill, jangan lupa asah soft skill. Kemampuan komunikasi, kerja sama tim, dan problem-solving itu penting banget. Kamu bisa ikut workshop, atau bahkan cuma dengan aktif di grup komunitas. Skill-skill ini bakal bikin kamu lebih gampang beradaptasi di lingkungan kerja baru.

 

4. Bangun Jaringan atau Networking

Jaringan itu modal paling berharga dalam karier. Jangan malu buat kenalan sama orang-orang di industri baru kamu. Kamu bisa ikut seminar, webinar, atau acara komunitas. Gunakan platform profesional kayak LinkedIn buat terhubung sama mereka.

Coba deh, cari orang yang punya profesi yang kamu mau dan kirimkan pesan yang sopan. Kenalan, ceritakan kalau kamu lagi tertarik buat pindah jalur, dan tanyakan apakah kamu bisa minta tips dari mereka. Banyak orang yang mau kok berbagi pengalaman. Tapi ingat, jangan langsung minta kerjaan ya. Bangun hubungan dulu, baru nanti kamu bisa minta bantuan.

Networking bisa buka pintu yang nggak terduga. Gue pernah dengar cerita dari seorang teman. Dia mau pindah dari jurnalis ke public relations. Dia kenalan sama seorang PR Manager di sebuah acara, dan ternyata orang itu lagi nyari tim. Dari situ, dia dapat tawaran interview dan akhirnya keterima. Semua cuma berawal dari obrolan singkat di sebuah acara.

Selain itu, kamu juga bisa minta saran dari teman-teman kamu yang sudah sukses di kariernya. Mereka bisa kasih rekomendasi atau kenalan yang bisa bantu kamu. Jangan remehkan kekuatan jaringan.

5. Siapkan Dokumen dan Portofolio

Kalau kamu sudah siap, saatnya beres-beres. Perbarui CV dan profil LinkedIn kamu. Jangan cuma ganti nama jabatan ya. Sesuaikan CV kamu dengan pekerjaan yang kamu incar. Sorot skill dan pengalaman yang relevan sama industri baru.

Misalnya, kalau kamu pindah dari marketing ke social media, jangan cuma tulis "berpengalaman di bidang marketing." Ganti jadi "berpengalaman dalam menyusun strategi pemasaran digital dan mengelola kampanye di media sosial." Jadikan CV kamu "bicara" ke rekruter.

Selain CV, siapkan juga portofolio kamu. Portofolio itu bukti dari skill kamu. Kalau kamu mau jadi content writer, kumpulkan contoh tulisan kamu. Kalau kamu mau jadi desainer, kumpulkan hasil desain kamu. Jangan sampai portofolio kamu kosong.

HRD itu suka banget lihat portofolio. Mereka bisa langsung menilai kemampuan kamu tanpa harus banyak tanya. Ini bakal bikin kamu lebih menonjol dari kandidat lain. Gue pernah lihat seorang kandidat yang CV-nya biasa aja, tapi portofolionya gila-gilaan. Langsung deh dia diundang interview.

Selain itu, siapin juga jawaban buat pertanyaan-pertanyaan yang bakal ditanya pas interview, kayak, "Kenapa kamu mau pindah jalur?" atau "Apa yang membuat kamu yakin bisa sukses di industri ini?" Jawab dengan jujur dan tunjukkan kalau kamu sudah punya persiapan yang matang.

6. Cari Dukungan dan Jangan Cepat Menyerah

Proses ganti karier itu nggak gampang. Ada kalanya kamu bakal merasa lelah, stres, atau bahkan ingin menyerah. Makanya, penting banget buat kamu cari dukungan. Cerita ke orang terdekat kamu, kayak keluarga atau teman, tentang rencana kamu. Mereka bisa jadi sumber motivasi dan penyemangat.

Gue pernah lihat ada orang yang lagi di tengah proses ganti karier. Dia sudah apply ke puluhan perusahaan tapi belum ada yang tembus. Dia sempat putus asa, tapi teman-temannya nggak berhenti kasih semangat. Akhirnya, setelah hampir setahun, dia dapat tawaran dari perusahaan impiannya.

Prosesnya memang butuh kesabaran. Jangan berharap kamu bisa langsung sukses dalam semalam. Anggap ini sebagai marathon, bukan sprint. Nikmati setiap prosesnya, dan jadikan setiap penolakan sebagai pelajaran.

Ingat, setiap orang punya jalannya masing-masing. Jangan bandingkan diri kamu dengan orang lain. Fokus pada tujuan kamu, dan teruslah melangkah maju. Gue yakin, kalau kamu sudah punya persiapan yang matang, kamu bakal sukses.

Image Source : iStock

Gas komen di bawah! Santai aja, semua komentar bakal kita moderasi biar tetap asyik dan nyaman buat semua!

Lebih baru Lebih lama
ardipedia

نموذج الاتصال