ardipedia.com – ChatGPT sekarang ini lagi melejit namanya. Dari ngerjain tugas, nulis email, sampai bikin lirik lagu, semuanya bisa. Nah, banyak orang yang mikir, "Kalau buat bikin konten marketing, bisa juga nggak, ya?". Jawabannya, bisa. Tapi, apakah hasilnya bakal bagus dan beneran efektif? Ini yang jadi pertanyaan besar. Banyak orang cuma asal pakai, padahal ada banyak hal yang harus diperhatiin. Kalau kata gue, pakai ChatGPT buat bikin konten marketing itu kayak punya pisau serbaguna. Dia bisa motong, tapi kalau nggak tahu cara pakainya, bisa-bisa malah nyakitin diri sendiri. Kita bakal bahas gimana caranya pakai ChatGPT buat bikin konten marketing yang nggak cuma asal jadi, tapi beneran berkualitas.
Apa itu ChatGPT dan Apa Perannya di Konten Marketing?
Gampangnya, ChatGPT adalah asisten virtual yang bisa diajak ngobrol. Dia bisa bantu kita nulis teks, jawab pertanyaan, atau ngasih ide. Di dunia konten marketing, ChatGPT bisa bantu kita lakuin beberapa hal, misalnya:
Ide Konten: Bingung mau bikin konten apa hari ini? ChatGPT bisa ngasih kamu ide-ide yang relevan.
Kerangka Artikel: Sebelum nulis, kamu bisa minta ChatGPT buat bikin kerangka artikel biar lebih terstruktur.
Teks Iklan: Butuh teks iklan yang singkat dan menarik? ChatGPT bisa bikin beberapa versi buat kamu.
Caption Media Sosial: Kamu bisa minta ChatGPT buat bikin caption yang sesuai sama gaya bahasa brand-mu.
Nah, dari sini kelihatan kalau ChatGPT itu bisa bantu banyak. Tapi, jangan pernah mikir dia bisa gantiin manusia sepenuhnya. Dia itu cuma alat.
Kelebihan Pakai ChatGPT: Cepat dan Efisien
Kalau kamu pakai ChatGPT, kamu bisa dapat beberapa kelebihan yang nggak bisa kamu dapat dari manusia:
Sangat Cepat: ChatGPT bisa ngasih kamu ide atau teks dalam hitungan detik. Ini bisa nghemat banyak waktu buat kamu.
Efisiensi: Kamu nggak perlu lagi mikir dari nol. ChatGPT bisa jadi brainstorming partner-mu. Kamu bisa ngasih dia beberapa ide, terus dia bakal ngembangin ide itu.
Hemat Budget: Kamu nggak perlu lagi bayar mahal ke copywriter atau content writer kalau cuma buat bikin ide-ide sederhana.
Kekurangan dan Risiko Pakai ChatGPT
Meskipun punya banyak kelebihan, ChatGPT juga punya beberapa kekurangan yang harus kamu tahu. Kalau kamu nggak tahu kekurangannya, bisa-bisa kontenmu jadi bumerang.
Tidak Punya Emosi dan Pengalaman: ChatGPT itu nggak punya emosi. Dia nggak bisa ngerasain apa yang audiensmu rasain. Konten yang dibikin ChatGPT sering kali terasa kaku dan nggak personal. Konten yang bagus itu harus bisa nyentuh hati audiens.
Data yang Terbatas: ChatGPT itu dilatih dari data yang udah ada. Dia nggak bisa ngasih kamu data real-time. Jadi, kalau kamu butuh data yang relevan di tahun ini, kamu harus cek lagi di sumber lain.
Tidak Ada Garansi Orisinalitas: Konten yang dibikin ChatGPT itu bisa jadi mirip sama konten yang udah ada. Kamu harus cek lagi orisinalitasnya. Soalnya, yang namanya algoritma Google itu nggak suka sama konten yang plagiat.
Bisa Salah Fakta: ChatGPT bisa aja salah kasih informasi. Dia bisa ngasih kamu data yang nggak akurat, bahkan bisa ngarang fakta. Jadi, kamu harus cek lagi setiap fakta yang dia kasih.
Gaya Bahasa yang Kaku: Meskipun bisa niruin gaya bahasa tertentu, tapi sering kali terasa kaku. Dia nggak bisa tahu gaya bahasa yang lagi tren di kalangan Gen Z. Kamu harus edit lagi biar bahasanya lebih ringan dan mengalir.
Tips Pakai ChatGPT buat Konten Marketing
Jadi, apakah kamu harus berhenti pakai ChatGPT? Tentu nggak. Kamu cuma harus tahu cara pakainya yang benar. Anggap aja ChatGPT itu sebagai asisten, bukan sebagai bos.
1. Gunakan sebagai Ide dan Kerangka: Ini adalah cara paling aman dan efektif buat pakai ChatGPT. Kamu bisa minta dia buat ngasih ide-ide konten, terus kamu bisa minta dia buat bikin kerangkanya. Setelah itu, kamu yang isi kerangka itu dengan gaya bahasamu sendiri, dan tambahin data yang relevan.
2. Tambahkan Sentuhan Personal: Setelah ChatGPT ngasih kamu teks, jangan langsung posting. Baca lagi dan tambahin sentuhan personal. Tambahin cerita pengalamanmu, kasih opini, atau bahas topik yang kamu suka. Ini bikin kontenmu jadi lebih hidup dan nggak kaku.
3. Verifikasi Fakta: Kalau ChatGPT ngasih kamu data atau fakta, jangan langsung percaya. Cek lagi di sumber yang terpercaya. Misalnya, di website resmi, media terkemuka, atau jurnal. Ini penting banget biar kontenmu jadi terpercaya.
4. Edit dan Sesuaikan Gaya Bahasa: Setelah ChatGPT ngasih kamu teks, edit lagi. Gunakan kata-kata yang relevan sama audiensmu. Buat gaya bahasanya lebih ringan, mengalir, dan sesuai sama brand-mu. Kalau kamu jualan produk buat Gen Z, pakai bahasa yang kekinian.
5. Lakukan Eksperimen: Kamu bisa pakai ChatGPT buat eksperimen. Misalnya, kamu minta dia buat bikin 5 versi judul. Kamu bisa coba posting 5 versi itu, terus lihat judul mana yang paling banyak di-klik. Ini bikin kamu bisa tahu apa yang paling disukai audiensmu.
Penting
Gue mau ingetin lagi, ChatGPT itu cuma alat. Dia nggak bisa gantiin kreativitas, empati, dan pengalamanmu. Konten yang bagus itu datang dari hati dan pengalaman. Dia datang dari pengetahuanmu tentang audiensmu. Dia datang dari risetmu. Dan dia datang dari keinginanmu buat ngasih sesuatu yang bermanfaat buat audiensmu.
Kalau kamu cuma copy-paste dari ChatGPT, audiensmu bakal tahu. Mereka bakal ngerasa kontenmu itu nggak punya jiwa. Dan itu bisa bikin brand-mu jadi nggak terpercaya. Jadi, jangan pernah malas buat nambahin sentuhan personal.
Pakailah ChatGPT dengan Bijak
Pakai ChatGPT buat bikin konten marketing itu nggak salah. Dia bisa bantu kamu kerja lebih cepat dan lebih efisien. Tapi, kamu harus pakai dia dengan bijak. Jangan biarin dia yang ngatur semuanya. Gunakan dia sebagai asisten, bukan sebagai bos. Tambahin sentuhan personal, verifikasi fakta, dan sesuaikan gaya bahasanya. Dengan begitu, kamu bisa bikin konten yang nggak cuma asal jadi, tapi beneran berkualitas dan bisa nyentuh hati audiensmu.
image source : iStock
