ardipedia.com – Pernah nggak sih kamu buka email terus ngerasa kok isinya kayak nggak nyambung sama kamu? Isinya tawaran produk yang nggak kamu butuhin, atau diskon yang nggak bikin kamu tertarik sama sekali. Akhirnya, email itu cuma numpuk di kotak masuk atau langsung masuk spam. Nah, itu dia masalahnya. Banyak pebisnis yang kirim email marketing secara massal, tanpa peduli siapa yang nerima. Padahal, cara kayak gitu udah nggak efektif lagi di tahun ini. Biar email marketing-mu nggak berakhir di tempat sampah, kamu butuh yang namanya segmentasi. Kalau kata gue, segmentasi itu kayak kamu lagi ngasih kado ke teman-temanmu. Kamu nggak akan ngasih boneka buat teman cowokmu yang suka main game, kan? Kamu pasti pilih kado yang sesuai sama hobinya. Gitu juga dengan email marketing. Kita akan bahas tuntas gimana caranya bikin email yang pasti dibuka dengan segmentasi yang tepat, tapi dengan gaya yang santai dan asyik.
Apa Itu Segmentasi Email Marketing?
Gampangnya, segmentasi email marketing itu adalah proses membagi daftar email pelangganmu ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil, berdasarkan karakteristik, minat, atau perilaku tertentu. Tujuannya cuma satu: biar kamu bisa kirim email yang lebih personal, relevan, dan pastinya, lebih efektif.
Bayangin aja, kamu punya 1000 orang di daftar emailmu. Kalau kamu kirim email yang sama ke semua orang, hasilnya pasti nggak maksimal. Tapi kalau kamu bagi mereka jadi beberapa kelompok, misalnya, yang suka produk A, yang pernah beli produk B, yang belum pernah beli sama sekali, atau yang baru langganan newsletter. Setelah itu, kamu bisa kirim email yang isinya beneran cocok buat mereka. Ini jauh lebih efektif, karena kamu nggak lagi ngomong sama banyak orang, tapi ngomong sama ‘seseorang’.
Kenapa Segmentasi Penting Banget?
Mungkin kamu mikir, “Ah, ribet banget harus segmentasi. Kirim massal aja kan lebih cepet.” Eits, tunggu dulu. Coba deh, pikirin beberapa manfaat ini:
Meningkatkan Open Rate: Ketika kamu kirim email yang relevan, audiensmu lebih tertarik buat buka. Mereka ngerasa email itu beneran dibuat buat mereka. Ini bikin open rate (tingkat email yang dibuka) kamu jadi lebih tinggi.
Meningkatkan Click-Through Rate (CTR): Nggak cuma dibuka, email yang relevan juga bikin audiens lebih tertarik buat ngeklik link yang ada di dalamnya. Ini bikin CTR (tingkat klik) kamu juga naik.
Mengurangi Unsubscribe Rate: Audiensmu nggak akan ‘ngabur’ kalau mereka merasa konten emailmu itu bermanfaat. Segmentasi bikin mereka betah dan nggak merasa terganggu sama email yang nggak relevan.
Meningkatkan Konversi: Ini yang paling penting. Dengan email yang relevan, kemungkinan audiensmu buat beli produk atau layananmu jadi lebih besar. Ini bikin penjualanmu naik.
Membangun Kepercayaan: Kamu nunjukin kalau kamu beneran peduli dan ngertiin mereka. Ini bikin audiensmu percaya sama brand-mu, dan mereka jadi loyal.
Cara Bikin Segmentasi
Buat bikin segmentasi yang bagus, kamu butuh data. Data ini bisa kamu kumpulin dari berbagai cara, misalnya:
Form Pendaftaran: Saat audiensmu daftar newsletter, kamu bisa minta data dasar seperti nama, jenis kelamin, atau kota.
Perilaku di Website: Kamu bisa lihat halaman apa aja yang mereka kunjungi, produk apa yang mereka lihat, atau produk apa yang mereka masukin ke keranjang tapi nggak jadi beli.
Riwayat Pembelian: Data ini penting banget. Kamu bisa tahu produk apa yang pernah mereka beli, berapa kali mereka beli, atau kapan terakhir kali mereka beli.
Interaksi Email: Kamu bisa lihat email apa aja yang mereka buka, link apa aja yang mereka klik, atau email apa yang mereka hiraukan.
Jenis-Jenis Segmentasi yang Bisa Kamu Coba
Ada banyak cara buat segmentasi. Nggak perlu semua dicoba, pilih aja yang paling relevan sama bisnismu. Ini beberapa jenis segmentasi yang paling sering dipakai:
Segmentasi Berdasarkan Demografi: Ini yang paling dasar. Kamu bisa segmentasi audiensmu berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi, atau bahkan pekerjaan. Misalnya, kamu jualan produk skincare. Kamu bisa kirim email khusus buat audiens perempuan usia 20-30 tahun yang lagi nyari produk anti-aging.
Segmentasi Berdasarkan Perilaku: Ini yang paling powerful. Kamu bagi audiensmu berdasarkan apa yang mereka lakukan di website atau emailmu.
Pembeli vs. Non-Pembeli: Ini segmentasi paling dasar. Kamu kirim email promosi ke yang belum pernah beli, dan kirim email apresiasi atau penawaran produk baru ke yang sudah pernah beli.
Pengunjung Halaman Produk: Kamu bisa kirim email khusus ke audiens yang pernah lihat halaman produk tertentu, tapi nggak jadi beli. Misalnya, "Eh, produk X masih nungguin kamu lho! Yuk, checkout sekarang, ada diskon spesial buat kamu."
Keranjang Terlupakan (Abandoned Cart): Ini segmentasi yang paling efektif buat naikin penjualan. Kirim email otomatis ke audiens yang masukin produk ke keranjang tapi nggak jadi beli. Ingatkan mereka kalau barangnya masih nungguin.
Segmentasi Berdasarkan Minat: Ini cocok banget buat kamu yang punya blog atau website dengan berbagai topik. Kamu bisa tanya audiensmu saat mereka daftar, topik apa yang mereka minati. Misalnya, "Pilih topik yang kamu suka: Fashion, Lifestyle, atau Traveling." Nanti, kamu bisa kirim email yang isinya cuma artikel atau promosi tentang topik yang mereka pilih.
Segmentasi Berdasarkan Tingkat Keterlibatan (Engagement): Kamu bisa bagi audiensmu jadi dua kelompok: yang aktif (sering buka emailmu) dan yang nggak aktif (udah lama nggak buka emailmu). Untuk yang aktif, kamu bisa kirim email yang lebih sering. Untuk yang nggak aktif, kamu bisa coba kirim email ‘re-engagement’ yang isinya, "Eh, kamu ke mana aja? Kita kangen lho!"
Contoh Kasus
Gue kasih contoh ya. Misalnya kamu punya toko online yang jualan baju.
Segmentasi 1: Pembeli setia. Mereka yang sudah beli lebih dari 3 kali. Kirim email yang isinya "Halo [Nama Pelanggan], terima kasih sudah jadi pelanggan setia kami! Ini ada diskon eksklusif 20% buat kamu."
Segmentasi 2: Pengunjung baru. Mereka yang baru pertama kali daftar newsletter. Kirim email perkenalan yang isinya tentang brand-mu, cerita di baliknya, dan mungkin kasih diskon kecil buat pembelian pertama.
Segmentasi 3: Pengunjung yang ‘kabur’. Mereka yang masukin produk ke keranjang tapi nggak jadi beli. Kirim email yang isinya ngingetin, "Hei, keranjang kamu masih ada yang nungguin lho! Yuk, selesaikan sekarang."
Otomatisasi Bikin Segmentasi Lebih Gampang
Di tahun ini, kamu nggak perlu lagi segmentasi secara manual. Hampir semua platform email marketing, kayak Mailchimp, GetResponse, atau Klaviyo, punya fitur otomatisasi. Kamu bisa bikin alur kerja (workflow) yang otomatis. Misalnya, ketika ada yang klik tombol “beli” tapi nggak sampai ke halaman pembayaran, sistem akan otomatis kirim email pengingat dalam 24 jam. Ini bikin kerjaanmu lebih efisien dan kamu bisa fokus ke hal lain.
Penting: Jangan Kirim Email Tanpa Izin
Satu lagi yang penting. Pastikan kamu nggak pernah kirim email ke orang yang nggak pernah daftar ke daftar emailmu. Itu namanya spam. Selain bikin reputasimu jelek, itu juga bisa melanggar peraturan. Selalu minta izin dari audiensmu untuk kirim email.
Kesimpulannya,
Segmentasi email marketing itu bukan sekadar fitur, tapi strategi yang wajib kamu pakai. Ini adalah cara paling efektif untuk memastikan pesanmu sampai ke orang yang tepat, di waktu yang tepat, dan dengan cara yang tepat. Dengan segmentasi, kamu nggak lagi ngirim email yang nggak relevan. Kamu ngirim email yang beneran ngasih solusi, dan akhirnya, audiensmu jadi percaya sama brand-mu, mereka jadi pembeli, dan mereka jadi pembeli loyal. Jadi, mulai sekarang, jangan kirim email massal lagi. Kenali audiensmu, bagi mereka ke dalam segmen-segmen yang relevan, dan bikin email yang beneran bikin mereka pengen buka.
image source : iStock