ardipedia.com – Di tengah ramainya perbincangan soal "jodoh" dan pernikahan di media sosial, istilah ta'aruf jadi makin sering kita denger. Kebanyakan orang mikir ta'aruf itu cuma cara islami buat nyari pasangan, sebagai pengganti pacaran. Prosesnya kayak ketemuan sebentar, kenalan, tukar biodata, terus kalau cocok langsung nikah. Ini nggak salah, sih. Tapi, kalau cuma gitu aja, rasanya kok kayak proses yang kering dan tanpa makna, ya? Padahal, ta'aruf itu lebih dari sekadar "cari jodoh".
Seringkali, ta'aruf cuma dilihat dari sisi luarnya aja. Yang penting nggak pacaran, biar halal. Padahal, ada banyak banget hikmah tersembunyi yang jarang banget dibahas. Ta'aruf itu sebenarnya adalah sebuah proses yang punya makna mendalam. Itu bukan cuma soal mencari pasangan hidup, tapi juga tentang proses pendewasaan diri, mengenal Allah lebih dalam, dan membangun pondasi keluarga yang kokoh.
Di artikel ini, gue mau ajak kamu buat kupas tuntas, apa sih hikmah ta'aruf yang sebenarnya? Bukan cuma yang kelihatan di permukaan, tapi yang benar-benar bisa mengubah hidup kamu. Karena ta'aruf itu bukan sekadar ritual, tapi sebuah perjalanan spiritual yang penuh pelajaran.
1. Belajar Jujur dan Transparan
Seringkali di awal hubungan, kita cenderung menutupi kekurangan kita. Maunya keliatan sempurna di depan calon pasangan. Ini wajar, sih, karena kita pengen kasih kesan yang terbaik. Tapi, ta'aruf mengajarkan kita untuk jujur dan transparan dari awal. Proses ta'aruf itu melibatkan keluarga atau orang ketiga yang dipercaya. Fungsinya? Untuk memastikan informasi yang diberikan itu valid dan nggak ada yang ditutup-tutupi.
Nggak kayak pacaran yang seringnya cuma kamuflase, ta'aruf itu justru minta kita buat buka-bukaan. Kamu bisa jujur soal kondisi finansial, latar belakang keluarga, sampai kebiasaan-kebiasaan yang mungkin nggak sempurna. Jujur dari awal itu penting banget. Bayangin, kalau kamu nutupin sesuatu dan ketahuan setelah menikah, itu bisa jadi bom waktu.
Pelajaran dari ta'aruf adalah, kejujuran itu adalah pondasi paling penting dalam sebuah hubungan. Saat kamu jujur, kamu nggak cuma menghargai calon pasanganmu, tapi juga menghargai dirimu sendiri. Kamu nggak lagi perlu capek-capek pakai topeng. Dengan begitu, kamu bisa fokus sama tujuan utamanya, yaitu membangun hubungan yang sehat dan tulus.
2. Melatih Kesabaran dan Tawakal
Di zaman yang serba instan ini, kita pengen semua hal bisa cepat. Termasuk soal jodoh. Kita maunya ta'aruf hari ini, besok langsung lamaran. Padahal, ta'aruf itu butuh proses. Ada kalanya, proses ta'aruf itu nggak langsung berhasil. Kamu udah kenalan sama beberapa orang, tapi nggak ada yang cocok. Ini bisa bikin kamu jadi galau dan putus asa.
Di sinilah ta'aruf mengajarkan kita tentang kesabaran dan tawakal. Sabar itu bukan cuma nunggu, tapi juga terus berusaha. Kalau kamu belum cocok sama satu orang, kamu bisa coba lagi dengan orang lain. Jangan menyerah. Dan tawakal, artinya kamu menyerahkan hasilnya kepada Allah. Setelah kamu berusaha, kamu percaya kalau Allah akan kasih yang terbaik.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Kalau kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada burung. Ia keluar di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang." (HR. Tirmidzi)
Tawakal ini berlaku juga dalam urusan jodoh. Kamu udah usaha dengan cara yang benar, yaitu ta'aruf, maka serahkan hasilnya kepada Allah. Jangan terlalu overthinking atau galau. Saat kamu bisa bersabar dan bertawakal, kamu akan merasa lebih tenang. Kamu akan sadar kalau Allah pasti akan kasih yang terbaik buat kamu di waktu yang tepat.
3. Mengedepankan Akal Sehat, Bukan Emosi
Salah satu perbedaan paling mendasar antara ta'aruf dan pacaran adalah, ta'aruf mengedepankan akal sehat, sementara pacaran seringnya dikuasai oleh emosi. Saat pacaran, kita seringkali buta karena cinta. Kita nggak bisa melihat kekurangan pasangan karena udah terlanjur sayang.
Ta'aruf itu punya perantara, bisa orang tua, ustadz, atau teman yang dipercaya. Fungsi mereka itu buat jadi pengingat. Mereka bisa kasih kita masukan yang objektif, tanpa terpengaruh sama perasaan. Mereka bisa melihat calon pasangan kita dari sudut pandang yang lebih rasional.
Pelajaran dari ta'aruf adalah, cinta itu butuh logika. Kamu harus bisa melihat calon pasanganmu secara objektif. Kamu harus pikirin, "Apakah orang ini cocok buat gue? Apakah dia bisa jadi pemimpin keluarga yang baik? Apakah visi dan misi hidup kita sama?" Pertanyaan-pertanyaan ini penting banget, karena pernikahan itu bukan cuma soal cinta, tapi juga soal komitmen dan masa depan. Dengan ta'aruf, kamu bisa lebih fokus sama hal-hal fundamental ini.
4. Menghargai Proses dan Komitmen
Di era yang serba instan ini, kita pengen semua serba cepat. Termasuk soal pernikahan. Banyak yang mikir kalau nikah itu cuma soal pesta yang mewah atau foto pre-wed yang keren. Padahal, nikah itu adalah komitmen seumur hidup.
Ta'aruf itu ngajarin kita buat menghargai proses. Nggak ada yang instan dalam ta'aruf. Kamu harus melalui proses kenalan, pertimbangan, sampai akhirnya yakin. Proses ini yang akan bikin kamu lebih menghargai pasanganmu. Kamu tahu kalau kalian berdua udah melewati banyak pertimbangan dan akhirnya memutuskan untuk bersama.
Pernikahan itu bukan cuma soal "jodoh", tapi juga soal komitmen. Ta'aruf itu adalah cara kita buat membangun komitmen itu dari awal. Kamu dan calon pasanganmu sama-sama bertekad untuk menjalani hubungan yang halal dan diridhai Allah. Ini bikin hubungan kalian lebih kuat dan nggak gampang goyah.
5. Membangun Hubungan dengan Niat Ibadah
Ini adalah hikmah yang paling mendalam dari ta'aruf. Ta'aruf itu bukan cuma soal mencari pasangan, tapi juga soal mencari pendamping hidup untuk beribadah. Pernikahan dalam Islam itu adalah separuh dari agama. Jadi, pasanganmu itu bukan cuma teman hidup, tapi juga partner ibadahmu.
Ta'aruf itu adalah cara kita untuk mencari partner yang bisa bantu kita buat lebih dekat sama Allah. Kamu cari pasangan yang bisa ngajak kamu shalat jamaah, yang bisa ngingetin kamu buat ngaji, dan yang bisa jadi pengingat saat kamu lagi jauh dari Allah.
Saat kamu melihat ta'aruf dari perspektif ini, kamu nggak akan lagi fokus sama hal-hal yang fana, kayak penampilan atau harta. Kamu akan fokus sama hal-hal yang hakiki, kayak akhlak, ilmu, dan keimanan. Kamu akan sadar kalau pernikahan itu adalah sarana untuk menggapai ridha Allah.
Penutup
Jadi, ta'aruf itu jauh lebih dalam dari sekadar proses cari jodoh. Ta'aruf itu adalah pelajaran hidup tentang kejujuran, kesabaran, akal sehat, komitmen, dan niat ibadah. Kalau kamu melihat ta'aruf dari perspektif ini, kamu nggak akan lagi ngerasa prosesnya membosankan atau kaku. Justru, kamu akan ngerasa kalau ta'aruf itu adalah sebuah perjalanan yang penuh makna dan keberkahan.
image source : iStock