ardipedia.com – Jujur aja, parenting itu bukan hal yang gampang. Nggak ada buku panduan yang sempurna, dan setiap anak itu unik banget. Kita pasti pengen jadi orang tua terbaik, yang bisa bikin anak merasa dekat, aman, dan nyaman. Tapi, kadang tanpa sadar, ada beberapa hal yang kita lakukan justru bikin anak jadi menjauh. Hubungan yang tadinya erat, mendadak jadi ada jarak.
Rasa jauh ini bisa muncul dari hal-hal yang kelihatan sepele, tapi dampaknya bisa fatal buat hubungan kamu dan anak. Anak yang merasa jauh dari orang tuanya bakal cenderung nggak terbuka, gampang bohong, dan punya masalah dalam mengelola emosinya. Tentu aja, nggak ada orang tua yang pengen hal ini terjadi.
Di artikel ini, kita bakal kupas tuntas lima kesalahan fatal yang sering dilakukan orang tua dan bikin anak jadi jauh. Ini bukan tentang menyalahkan, tapi tentang introspeksi diri. Dengan tahu apa yang salah, kita bisa memperbaikinya dan membangun kembali hubungan yang lebih kuat dengan anak. Yuk, kita mulai!
1. Kurang Jadi Pendengar yang Baik
Di dunia yang serba cepat ini, kita seringkali sibuk dengan urusan kita sendiri. Saat anak mau cerita, kita cuma dengerin sambil lalu. "Iya, iya, Mama lagi sibuk," atau "Nanti ya, Papa lagi ngerjain kerjaan." Anak-anak itu bisa ngerasain lho, kalau kamu nggak hadir seutuhnya. Mereka merasa, "Ceritaku nggak penting, makanya Mama/Papa nggak dengerin."
Kurang menjadi pendengar yang baik bisa bikin anak jadi malas cerita. Mereka merasa percuma cerita, karena nggak ada yang dengerin. Lama-lama, mereka bakal menjauh dan milih buat cerita ke orang lain, entah itu teman atau guru.
Coba jadi pendengar yang baik. Saat anak mulai cerita, berhenti sejenak dari apa yang kamu kerjakan. Tatap matanya. Kasih respons yang menunjukkan kalau kamu tertarik. "Oh ya? Terus gimana?" atau "Wah, seru banget!" Ini ngasih pesan ke anak, kalau apa yang mereka sampaikan itu penting banget dan kamu peduli.
2. Terlalu Banyak Memberi Label Negatif
"Kamu tuh pemalas!" "Kamu ceroboh banget sih!" "Dasar anak nakal!" Kata-kata ini mungkin biasa kita ucapkan saat emosi lagi di puncak. Tapi, tanpa sadar, kata-kata ini bisa jadi label yang nempel di diri anak. Mereka bakal percaya kalau mereka itu memang pemalas, ceroboh, atau nakal.
Memberi label negatif bisa merusak rasa percaya diri anak. Mereka jadi takut buat mencoba hal baru, karena takut salah dan kena marah. Mereka jadi malas berusaha, karena mikir, "Percuma, aku kan emang pemalas."
Coba ganti cara bicaramu. Saat anak berbuat salah, jangan langsung beri label. Coba fokus ke perilakunya, bukan ke anaknya. "Tolong beresin mainannya ya," bukan "Kamu tuh berantakan banget." Ini ngajarin mereka kalau perilakunya yang salah, bukan mereka sebagai manusia yang salah.
3. Sering Membanding-bandingkan dengan Orang Lain
"Lihat tuh, si A lebih rajin daripada kamu." "Kakak kamu aja bisa, masa kamu nggak bisa?" Membanding-bandingkan itu sama aja kayak bilang, "Kamu nggak cukup baik." Anak-anak itu bisa benar-benar menganggap ancaman itu serius. Mereka jadi ngerasa nggak berharga dan nggak cukup baik.
Membanding-bandingkan bisa merusak hubungan anak dengan orang tuanya, dan juga dengan saudaranya atau teman-temannya. Mereka jadi pendendam dan iri. Mereka jadi menjauh dari kamu, karena mikir, "Ah, percuma, aku kan nggak sesempurna dia."
Coba hargai setiap usaha anak, sekecil apa pun itu. Puji mereka, bukan karena mereka lebih baik dari orang lain, tapi karena mereka sudah berusaha. Misalnya, "Mama bangga banget lho sama kamu, kamu udah berani tampil di depan kelas." Ini bikin mereka merasa dihargai apa adanya.
4. Tidak Memberikan Ruang untuk Mandiri
Sebagai orang tua, kita seringkali pengen melindungi anak dari segala hal. Kita atur semua hal dari A sampai Z. "Jangan main sama dia, dia nakal." "Jangan ambil itu, nanti kotor." "Sini Mama aja yang kerjain, biar cepet." Padahal, anak itu butuh ruang buat mandiri. Mereka butuh ruang buat membuat kesalahan dan belajar dari kesalahan itu.
Nggak memberikan ruang untuk mandiri bisa bikin anak jadi nggak punya inisiatif. Mereka jadi nggak bisa memecahkan masalah sendiri. Mereka jadi ketergantungan sama kamu dan nggak punya kepercayaan diri. Ini bikin mereka jadi malas dan pasif.
Coba berikan mereka kepercayaan. Beri mereka ruang buat melakukan hal-hal sederhana sendiri. Misalnya, biarkan mereka makan sendiri, pakai baju sendiri, atau beres-beres mainan sendiri. Tentu saja, kamu tetap harus awasi mereka dari jauh. Tapi, biarkan mereka yang memimpin.
5. Kurangnya Sentuhan Fisik dan Kata-Kata Manis
Kita seringkali lupa kalau sentuhan fisik dan kata-kata manis itu penting banget buat anak. Pelukan, ciuman, usapan di kepala, atau cuma sekadar bilang, "Mama sayang kamu," itu bisa jadi vitamin buat mereka. Ini ngasih pesan ke mereka, kalau kamu itu selalu ada buat mereka.
Kurangnya sentuhan fisik dan kata-kata manis bisa bikin anak jadi merasa kesepian, meskipun mereka ada di tengah keluarga. Mereka jadi merasa nggak dicintai dan nggak dihargai. Lama-lama, mereka bakal menjauh dan mencari kasih sayang dari orang lain.
Jadi, jangan pelit-pelit ya buat ngasih pelukan, ciuman, dan kata-kata manis. Ini nggak butuh banyak uang, tapi punya dampak luar biasa buat hubungan kamu dan anak.
Intinya, parenting itu bukan cuma soal memberi yang terbaik. Tapi juga soal membangun hubungan yang kuat. Dengan menghindari lima kesalahan di atas, kamu nggak cuma jadi orang tua yang lebih baik, tapi juga bisa membangun hubungan yang lebih dekat dan lebih terbuka sama anak.
image source: iStock