ardipedia.com – Pusing nggak sih kalau setiap kamu nyuruh atau ngasih tahu anak, dia selalu jawab "tapi..."? "Tolong beresin mainan," dia jawab "tapi aku lagi main." "Ayo makan sekarang," dia jawab "tapi aku belum lapar." Lama-lama rasanya gemas, capek, dan kadang bikin mikir, "Kok anak gue suka membantah ya? Apa dia anak durhaka?"
Tenang, kamu nggak sendirian kok. Banyak orang tua yang ngerasain hal yang sama. Tapi, sebelum kamu nge-cap anak sebagai "anak durhaka", mending kita coba pahami dulu apa sih alasan di balik sikap mereka yang suka membantah. Ini bukan soal mereka nggak sopan atau nggak sayang sama kamu. Seringkali, ini cuma bagian dari proses perkembangan mereka.
Di artikel ini, kita bakal bedah tuntas alasan-alasan tersembunyi kenapa anak sering membantah. Ini bukan tentang membenarkan sikap mereka, tapi lebih ke mencari solusi yang efektif. Dengan memahami apa yang mereka rasakan, kamu bisa merespons dengan cara yang lebih baik. Yuk, kita mulai!
1. Mencari Otonomi dan Kemandirian
Anak-anak itu punya jiwa petualang. Mereka lagi di fase di mana mereka pengen jadi mandiri. Mereka pengen membuktikan kalau mereka bisa melakukan sesuatu sendiri. Jadi, saat kamu nyuruh mereka, mereka akan ngerasa, "Ah, aku kan udah besar, aku bisa kok mutusin sendiri."
Membantah itu jadi cara mereka buat nunjukin kalau mereka itu bukan lagi bayi yang harus diatur-atur. Mereka pengen kamu ngasih mereka ruang. Mereka pengen kamu percaya kalau mereka bisa mengambil keputusan sendiri.
Solusinya, coba berikan mereka pilihan. "Kamu mau makan sekarang atau 15 menit lagi?" atau "Kamu mau beresin mainan sekarang atau setelah selesai nonton?" Ini ngasih mereka rasa kontrol dan bikin mereka merasa dihargai. Tentu saja, kamu tetap harus kasih batasan. Tapi, dengan ngasih mereka pilihan, mereka jadi nggak merasa dipaksa dan jadi lebih mau kerja sama.
2. Sulit Mengelola Emosi
Anak-anak itu punya banyak emosi. Ada saatnya mereka marah, sedih, kecewa, atau frustrasi. Tapi, mereka belum tahu gimana caranya ngelola emosi itu. Jadi, saat mereka disuruh, mereka malah meledak-ledak. "Aku nggak mau!" atau "Biarin aja!"
Sikap membantah itu cuma topeng. Di baliknya, mereka lagi ngerasain emosi yang kuat. Mungkin mereka lagi capek, lagi kesal sama teman, atau lagi ada masalah di sekolah. Mereka belum tahu cara mengkomunikasikan emosinya dengan baik, jadi mereka cuma bisa membantah.
Solusinya, coba validasi perasaan mereka. "Mama ngerti kok, kamu lagi nggak semangat ya?" atau "Papa lihat kamu lagi kesal. Cerita yuk, kenapa?" Dengan memvalidasi perasaan mereka, kamu lagi ngajarin mereka kalau semua emosi itu normal dan nggak perlu disembunyikan. Setelah mereka tenang, baru deh kamu ajak mereka ngobrol baik-baik.
3. Merasa Tidak Didengar
Seringkali, kita cuma memberi perintah tanpa menjelaskan alasannya. "Kamu harus tidur sekarang!" "Kamu harus belajar sekarang!" Anak-anak itu punya rasa ingin tahu yang besar. Mereka pengen tahu, "Kenapa sih aku harus tidur? Kenapa sih aku harus belajar?" Kalau kamu nggak jelasin alasannya, mereka bakal merasa kamu cuma nyuruh-nyuruh dan nggak peduli sama perasaan mereka.
Membantah itu jadi cara mereka buat nunjukin kalau mereka pengen didengar. Mereka pengen kamu tahu kalau mereka punya alasan juga. Misalnya, "Aku nggak mau tidur karena aku belum ngantuk." atau "Aku nggak mau belajar karena aku lagi bingung sama pelajarannya."
Solusinya, coba beri alasan yang jelas dan masuk akal. "Ayo tidur, biar besok kamu nggak ngantuk di sekolah." atau "Ayo belajar, biar besok kamu bisa jawab soalnya dengan benar." Ini ngajarin mereka kalau setiap tindakan itu ada alasannya. Dengan begitu, mereka jadi lebih ngerti dan lebih mau kerja sama.
4. Merasa Diintervensi Saat Lagi Fokus
Anak-anak itu bisa fokus banget sama apa yang mereka kerjakan. Misalnya, saat mereka lagi asik menyusun balok atau lagi asik main game. Saat kamu datang dan langsung nyuruh mereka, "Ayo makan sekarang," mereka bakal kaget dan merasa diintervensi. Mereka lagi di dunia mereka sendiri, dan kamu tiba-tiba datang dan mengganggu.
Tentu aja, mereka bakal membantah. Mereka butuh waktu buat transisi. Mereka butuh waktu buat menyelesaikan apa yang mereka kerjakan. Mereka butuh waktu buat siap-siap.
Solusinya, coba beri peringatan. "Mama mau nyiapin makan malam ya. Lima menit lagi, kita makan." atau "Setelah kamu selesai main, beresin ya, terus kita mandi." Ini ngasih mereka waktu buat siap-siap dan nggak bikin mereka kaget. Dengan begitu, mereka jadi lebih nurut dan nggak perlu membantah lagi.
5. Kurangnya Komunikasi yang Terbuka
Komunikasi yang baik itu bukan cuma soal ngobrol, tapi juga soal koneksi. Saat anak merasa kamu nggak terbuka sama mereka, mereka juga bakal nggak terbuka sama kamu. Mereka bakal mikir, "Ah, Papa/Mama kan nggak pernah cerita, kenapa aku harus cerita?"
Membantah itu bisa jadi cara mereka buat nunjukin kalau mereka butuh komunikasi yang lebih baik. Mereka butuh kamu sebagai teman ngobrol, bukan cuma sebagai orang yang ngasih perintah.
Solusinya, coba ajak mereka ngobrol yang santai. Misalnya, saat lagi di mobil, ajak mereka ngobrol tentang hari-hari mereka. Tanyakan, "Ada hal seru nggak hari ini di sekolah?" atau "Kamu lagi ngerasa apa hari ini?" Ini ngajarin mereka kalau kamu itu selalu ada buat mereka.
Intinya, anak yang sering membantah itu bukan anak durhaka. Mereka cuma lagi mencoba buat mandiri, mengelola emosi, dan berkomunikasi dengan cara mereka sendiri. Dengan memahami alasan-alasan di atas, kamu nggak cuma jadi orang tua yang lebih sabar, tapi juga bisa membangun hubungan yang lebih kuat dan lebih terbuka sama anak.
image source: iStock