ardipedia.com – Kalau ngobrolin soal hiburan, kayaknya nggak lengkap kalau belum bahas drama Korea. Selama beberapa tahun terakhir, demam drakor ini bener-bener meluas, apalagi di kalangan cewek Gen Z. Kamu bisa lihat di mana-mana, dari timeline media sosial sampai obrolan di kafe, pasti ada aja yang lagi heboh bahas episode terbaru drakor favoritnya. Pertanyaannya, kenapa sih drama Korea bisa se-fenomenal itu dan bikin cewek Gen Z ketagihan? Bukan cuma soal cowok ganteng, tapi ada banyak faktor lain yang bikin drakor punya tempat spesial di hati mereka.
Alur Cerita yang Bikin Ikut Baper
Pertama, mari kita ngomongin soal kualitas cerita. Drama Korea itu punya cara unik buat nulis skenario yang bener-bener ngena. Mereka nggak cuma ngandelin plot yang bikin jantungan, tapi juga pinter banget ngolah emosi. Satu episode bisa bikin kamu ketawa terbahak-bahak, lalu di episode berikutnya kamu bisa tiba-tiba nangis sesenggukan. Transisi emosi ini terasa natural banget, nggak maksa. Misalnya, pas kamu lagi nonton drama rom-com, tiba-tiba ada adegan yang menyentuh tentang persahabatan atau perjuangan hidup karakter. Ini bikin ceritanya jadi lebih kompleks dan nggak cuma sekadar cinta-cintaan. Gen Z itu suka banget sama cerita yang punya kedalaman, yang bisa bikin mereka mikir atau bahkan relate sama kehidupan nyata. Mereka nggak cuma butuh tontonan yang menghibur, tapi juga yang punya value lebih.
Visual dan Fashion yang Nggak Main-Main
Kemudian, ada juga faktor visual. Siapa yang nggak setuju kalau sinematografi di drakor itu top banget? Setiap adegan dibuat dengan detail, dari pemilihan angle kamera, tata cahaya, sampai setting lokasi. Drakor nggak pernah main-main soal visual. Mereka bisa bikin adegan sederhana seperti lagi minum kopi di kafe jadi kelihatan artistik dan estetik. Ini sejalan banget sama selera visual Gen Z yang tumbuh di era Instagram dan TikTok, di mana setiap momen bisa diabadikan dengan indah. Coba deh perhatiin, seringkali lokasi syuting drakor jadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi fans. Ini bukti kalau estetika visual drakor itu punya daya tarik yang kuat banget. Selain itu, fashion para aktor dan aktrisnya juga selalu jadi sorotan. Mereka seringkali pakai outfit yang trendi dan jadi inspirasi banyak orang. Jadi, nonton drakor tuh nggak cuma buat nikmatin cerita, tapi juga buat refreshing mata dan dapet ide-ide baru, termasuk soal gaya.
Musik OST yang Bikin Merinding
Selain dari segi cerita dan visual, drakor juga pinter banget mainin perasaan penonton lewat musiknya. Original Soundtrack atau OST di drama Korea itu punya peran besar banget buat bangun suasana. Satu lagu bisa langsung bikin kamu teringat sama adegan tertentu. Nggak heran kalau banyak banget OST drakor yang jadi hit di mana-mana. Musiknya pas banget buat setiap momen, entah itu momen sedih, bahagia, tegang, atau romantis. Ini yang bikin pengalaman nonton jadi lebih utuh. Rasanya kayak lagi dengerin lagu sambil nonton video klip panjang yang ceritanya nyambung. Makanya, kalau lagi dengerin lagu-lagu OST drakor, kamu pasti langsung kebayang adegan-adegan ikonik yang pernah kamu tonton.
Tema yang Relevan dan Dekat dengan Gen Z
Faktor lain yang bikin drakor jadi candu buat Gen Z adalah relevansi tema yang diangkat. Banyak drakor yang nggak cuma bahas soal percintaan, tapi juga isu-isu sosial yang dekat sama kehidupan sehari-hari. Ada yang bahas soal kesehatan mental, bullying di sekolah, masalah pekerjaan, sampai isu keluarga. Mereka ngemas isu-isu ini dengan cara yang nggak berat dan gampang dicerna. Contohnya, drama yang bahas soal mental health bisa bikin penonton lebih peka dan sadar pentingnya peduli sama diri sendiri dan orang lain. Ini yang bikin Gen Z ngerasa drakor bukan cuma tontonan, tapi juga media buat belajar dan lebih memahami kehidupan. Mereka bisa menemukan diri mereka di dalam karakter-karakter yang punya masalah dan perjuangan yang sama. Ini yang bikin mereka ngerasa nggak sendirian.
Karakter yang Bikin Jatuh Hati
Selain itu, drama Korea juga punya karakter yang kuat dan nggak flat. Para karakter di drakor itu punya sisi-sisi yang bikin kita jatuh hati. Mereka nggak selalu sempurna, kadang mereka punya kelemahan dan kesalahan, sama kayak gue dan kamu. Mereka ngerasa sedih, ngerasa takut, ngerasa gagal. Kita bisa melihat proses mereka tumbuh dan belajar dari kesalahan. Ini yang bikin karakter-karakter itu terasa manusiawi banget. Kita bisa ngerasain apa yang mereka rasain, kita ikut seneng pas mereka berhasil, dan ikut sedih pas mereka lagi jatuh. Keterikatan emosional ini yang bikin kita jadi nggak bisa berhenti nonton, karena kita pengen tahu gimana nasib mereka selanjutnya. Kita pengen lihat mereka dapet happy ending.
Komunitas yang Super Solid
Aspek lain yang nggak kalah penting adalah budaya fanatisme yang kuat. Komunitas drakor di kalangan Gen Z itu bener-bener aktif. Mereka punya grup-grup diskusi di media sosial, mereka bikin thread di Twitter, bikin video TikTok yang bahas teori-teori plot, atau sekadar sharing momen-momen lucu dari drakor. Ini yang bikin nonton drakor jadi pengalaman sosial. Kamu nggak cuma nonton sendirian di kamar, tapi kamu juga bisa sharing keseruan bareng teman-teman virtual. Perasaan punya hobi yang sama dan bisa dibahas bareng-bareng ini bikin pengalaman nonton jadi lebih seru dan berharga. Ketika kamu punya pertanyaan soal satu adegan, pasti ada aja teman-teman di komunitas yang bisa jawab. Ini yang bikin hobi nonton drakor jadi makin erat dan nggak cuma sekadar hobi personal.
Genre yang Bervariasi dan Nggak Bikin Bosan
Kemudian, ada juga faktor keberagaman genre. Drakor itu nggak cuma soal drama romantis. Mereka punya banyak banget genre lain yang bisa kamu pilih. Ada drama thriller yang bikin jantungan, ada drama fantasi yang penuh keajaiban, ada drama historis yang bikin kamu belajar sejarah, ada juga drama medis yang informatif. Dengan banyaknya pilihan genre ini, penonton nggak akan pernah bosen. Setiap kali selesai nonton satu drakor, pasti ada drakor lain dengan genre yang berbeda yang bisa kamu tonton. Ini yang bikin drakor jadi tontonan yang nggak pernah habis. Kamu bisa menyesuaikan tontonan kamu sesuai dengan mood kamu. Kalau lagi pengen yang bikin tegang, kamu bisa pilih thriller. Kalau lagi pengen yang bikin senyum-senyum sendiri, kamu bisa pilih rom-com.
Format Ringkas dan Pas buat yang Nggak Suka Ribet
Terakhir, mari kita bahas soal durasi dan formatnya. Kebanyakan drama Korea punya durasi yang pas, biasanya sekitar 16 episode, meskipun ada juga yang lebih panjang atau pendek. Durasi yang nggak terlalu panjang ini bikin penonton nggak merasa terbebani. Mereka bisa menyelesaikan satu drama dalam waktu yang nggak terlalu lama. Ini cocok banget buat Gen Z yang suka hal-hal yang ringkas dan nggak bertele-tele. Format yang episodik juga bikin penonton penasaran buat nonton episode berikutnya, apalagi kalau di akhir episode ada cliffhanger yang bikin kita nggak bisa tidur. Jadi, bisa dibilang drakor ini dirancang buat bikin penonton ketagihan dari episode pertama sampai terakhir.
Jadi, bisa disimpulkan, ada banyak banget alasan kenapa cewek Gen Z suka banget sama drama Korea. Mulai dari cerita yang dalam, visual yang memanjakan mata, musik yang bikin baper, tema yang relevan, karakter yang manusiawi, komunitas yang aktif, keberagaman genre, sampai format yang pas. Semua ini menciptakan sebuah pengalaman menonton yang lengkap dan unik. Drakor bukan cuma tontonan, tapi juga sebuah fenomena budaya yang berhasil nangkep hati dan emosi cewek Gen Z. Rasanya kayak lagi baca buku yang ceritanya bikin kamu ketagihan, tapi dalam format visual yang keren. Makanya, kalau kamu lagi nggak ada ide mau nonton apa, coba deh tonton drakor. Siapa tahu, kamu bakal jadi salah satu fans mereka.
image source : iStock