Bikin Jadwal Harian WFH yang Fleksibel tapi Tetap Efektif

ardipedia.com – Kerja dari rumah atau work from home (WFH) itu kelihatannya santai banget, ya? Tapi, kalau nggak punya jadwal yang jelas, bisa-bisa kerjaan jadi berantakan, dan work-life balance kamu jadi amburadul. Di satu sisi, kamu nggak mau terlalu bosen, tapi di sisi lain, kamu juga pengin kerjaan tetap beres. Nah, dilema ini sering banget dialami banyak orang. Gue bakal bagiin cara bikin jadwal harian WFH yang fleksibel tapi tetap efektif. Ini bukan soal trik-trik yang aneh, tapi soal gimana kamu bisa kenal diri sendiri dan atur waktu dengan cerdas.

Sebelum kita masuk ke intinya, mari kita pahami dulu kenapa jadwal itu penting banget. Jadwal itu kayak peta. Dengan punya peta, kamu tahu mau ke mana dan nggak bakal nyasar. Tanpa jadwal, kamu bakal kerja tanpa arah, gampang terdistraksi, dan ujung-ujungnya malah stres. Jadwal yang fleksibel itu bukan berarti seenaknya, tapi artinya kamu bisa menyesuaikan jadwal itu sama mood dan energi kamu.

Prinsip utamanya adalah kenali diri sendiri. Ada orang yang paling produktif di pagi hari, ada juga yang di malam hari. Ada yang bisa kerja terus-terusan, ada juga yang butuh jeda sering. Dengan kenal diri sendiri, kamu bisa bikin jadwal yang cocok sama kamu.

Yuk, langsung aja kita bedah cara bikin jadwal yang bikin kamu tetap produktif tanpa harus merasa tertekan.

1. Pahami Ritme Biologis Kamu

Setiap orang punya ritme biologis atau "chronotype" yang beda-beda. Ada yang disebut "lark" (burung lark), yang energinya paling tinggi di pagi hari. Ada juga "owl" (burung hantu), yang paling produktif di malam hari. Ada juga yang di tengah-tengah. Nah, kamu termasuk yang mana?

Kalau kamu termasuk lark, coba deh mulai kerja di pagi hari. Kerjakan tugas yang paling berat di jam-jam itu. Otak kamu lagi segar-segarnya, jadi kamu bakal lebih gampang fokus. Setelah siang, kamu bisa kerjain tugas yang lebih ringan, kayak balas email atau meeting.

Kalau kamu termasuk owl, jangan paksain diri kerja di pagi hari. Gunakan waktu pagi buat olahraga, sarapan, atau me time. Mulai kerja di siang atau sore hari, dan fokusin kerjaan yang butuh konsentrasi tinggi di malam hari.

Dengan mengikuti ritme biologis kamu, kamu nggak cuma bakal lebih produktif, tapi juga bakal merasa lebih bahagia. Kamu nggak perlu lagi melawan diri sendiri. Gue pernah baca di sebuah artikel dari The American Journal of Public Health, kerja sesuai ritme biologis bisa meningkatkan performa dan mengurangi stres.

2. Tentukan Prioritas Harian

Jadwal itu nggak bakal efektif kalau kamu nggak tahu apa yang harus dikerjakan. Setiap hari, coba deh tentukan 3 tugas paling penting yang harus kamu selesaikan. Tiga aja, jangan lebih. Ini bakal bantu kamu fokus dan nggak merasa terbebani.

Tugas yang paling penting itu bisa apa aja. Bisa tugas dari atasan, proyek pribadi, atau bahkan belajar skill baru. Tulis tugas itu di buku catatan atau di aplikasi notes kamu. Dengan menuliskannya, kamu kasih tahu ke otak kamu kalau tugas ini adalah prioritas.

Setelah kamu tahu 3 tugas itu, kerjakan tugas yang paling berat atau paling nggak kamu suka di awal. Kenapa? Karena di awal, energi kamu masih penuh. Setelah kamu selesai dengan tugas berat, sisa hari kamu bakal terasa lebih ringan. Ini yang disebut metode "eat that frog". Makan "katak" (tugas yang paling nggak disukai) di awal hari.

3. Gunakan Teknik Time Blocking

Time blocking itu simpel banget. Kamu alokasikan waktu tertentu buat tugas tertentu. Misalnya, jam 9 sampai 10 pagi buat balas email, jam 10 pagi sampai 12 siang buat ngerjain proyek A, dan jam 12 siang sampai 1 siang buat istirahat.

Dengan cara ini, kamu nggak bakal tergoda buat multitasking. Kamu tahu apa yang harus kamu kerjakan di jam itu, dan kamu fokus cuma di tugas itu aja. Ini bakal bantu kamu tetap fokus dan ngurangin distraksi.

Gue pernah coba time blocking, dan hasilnya luar biasa. Biasanya, gue bakal campur-campur kerjaan. Sambil ngerjain proyek, gue balas chat, terus ngecek email. Jadinya, kerjaan nggak ada yang beres. Setelah gue coba time blocking, gue bisa ngerjain satu tugas sampai selesai, dan kerjaan jadi lebih cepat beres.

4. Jadwalkan Jeda Istirahat

Jadwal itu bukan cuma soal kerja, tapi juga soal istirahat. Jangan kerja terus-terusan. Otak kamu butuh jeda buat "ngecas." Jadwalkan jeda istirahat yang teratur. Misalnya, setiap 50 menit kerja, kamu bisa istirahat 10 menit. Atau, kalau kamu pakai metode Pomodoro, kerja 25 menit, istirahat 5 menit.

Jeda itu bisa kamu pakai buat apa aja. Minum kopi, jalan-jalan di sekitar rumah, stretching, atau bahkan cuma merem sebentar. Jeda ini bakal bantu kamu ngurangin stres dan bikin kamu lebih fokus saat kembali kerja.

Menurut sebuah penelitian dari University of Illinois, jeda singkat yang teratur bisa meningkatkan konsentrasi dan kinerja. Jadi, jangan merasa bersalah kalau kamu ambil jeda. Jeda itu justru investasi buat produktivitas kamu.

5. Fleksibel, Tapi Punya Batasan

Fleksibel itu penting, tapi kamu juga harus punya batasan. Jangan sampai fleksibel itu jadi alasan buat menunda-nunda kerjaan. Jadwal itu bisa kamu ubah, tapi jangan sampai sering-sering. Kalau kamu punya jadwal, tapi setiap hari diubah, ya sama aja bohong.

Batasan itu juga penting buat jaga work-life balance kamu. Tentukan kapan jam kerja kamu berakhir. Misalnya, jam 5 sore. Setelah jam itu, lupakan soal kerjaan. Jangan tergoda buat buka laptop lagi di jam 8 malam. Kalau kamu punya batasan yang jelas, orang lain juga bakal menghargai batasan itu.

Gue pernah punya teman yang nggak punya batasan. Dia balas email di jam 11 malam, dan ngerjain tugas di akhir pekan. Akibatnya, dia burnout dan harus cuti. Jadi, jangan sampai kamu jadi kayak dia. Punya batasan itu bukan soal malas, tapi soal jaga kesehatan mental kamu.


6. Evaluasi dan Sesuaikan Jadwal Kamu

Jadwal itu bukan sesuatu yang kaku. Jadwal itu harus bisa menyesuaikan. Setiap minggu, coba deh evaluasi jadwal kamu. Apakah jadwal itu efektif? Apakah ada yang perlu diubah?

Mungkin kamu ngerasa metode time blocking nggak cocok buat kamu. Atau, kamu ngerasa jeda 10 menit itu kurang. Ubah jadwal kamu. Sesuaikan sampai kamu nemuin jadwal yang paling pas buat kamu.

Gue pernah baca di sebuah artikel di Forbes, jadwal yang efektif itu adalah jadwal yang bisa beradaptasi. Jangan takut buat bereksperimen. Coba satu metode, kalau nggak cocok, coba metode lain. Sampai kamu nemuin yang paling nyaman buat kamu.

Jadi, intinya, bikin jadwal WFH itu bukan soal nge-list jam-jam kerja kamu. Tapi, soal gimana kamu bisa kenal diri kamu sendiri dan bikin jadwal yang bisa mendukung produktivitas dan kesehatan mental kamu. Jadwal yang efektif itu adalah jadwal yang bikin kamu tetap produktif tanpa harus merasa tertekan. Selamat mencoba!

image source : iStock

Gas komen di bawah! Santai aja, semua komentar bakal kita moderasi biar tetap asyik dan nyaman buat semua!

Lebih baru Lebih lama
ardipedia

نموذج الاتصال