Formula AIDA Baru: Taktik Funnel Marketing yang Cocok untuk 2025

ardipedia.com – Kalau kamu ngulik marketing dari dulu, kamu pasti nggak asing sama yang namanya AIDA (Attention, Interest, Desire, Action). Model funnel ini udah jadi basic banget buat ngerti perjalanan customer. Tapi, di tahun ini, di tengah banjir content, review palsu, dan short-attention span, AIDA yang klasik itu terasa nggak lengkap. Customer sekarang nggak langsung buy setelah desire muncul. Mereka butuh satu step tambahan yang sangat penting: percaya.

Funnel marketing sekarang nggak lagi cuma lurus dari awareness ke action. Customer bisa muter-muter di social media, check review teman, bahkan ngobrol di private group sebelum mereka click buy. Funnel yang efektif di tahun ini harus menangkap attention yang cepat hilang, membangun trust yang tulus, dan mengubah buyer jadi brand ambassador.

Kita akan bedah kenapa AIDA lama nggak lagi nendang, dan gimana kamu bisa upgrade ke Formula AIDA Baru yang lebih relate dengan perilaku customer di tahun ini. Ini adalah framework yang low-profile tapi terbukti bisa boost konversi kamu.

Masalah AIDA Lama Kenapa Trust dan Advocacy Wajib Ditambahkan

AIDA klasik lahir di era mass-media di mana brand punya otoritas penuh atas pesan mereka. Sekarang, customer punya tools buat research dan verify setiap klaim brand. Kekuatan word-of-mouth sekarang jauh lebih powerful daripada iklan berbayar.

Dua Lubang Besar di AIDA Klasik

The Trust Filter: Customer nggak percaya brand yang ngomong tentang dirinya sendiri. Setelah Interest muncul, mereka nggak langsung pindah ke Desire. Mereka pindah ke investigasi review, testimonial, dan validation dari pihak ketiga. Trust adalah filter baru yang nggak ada di funnel AIDA. Kalau brand kamu nggak bisa mengisi gap ini, funnel kamu bocor.

The End Game Loss: AIDA berhenti di Action (buy). Di tahun ini, action adalah awal dari funnel yang baru. Customer yang happy setelah buy adalah aset marketing paling berharga kamu. Customer ini yang akan membawa awareness ke funnel orang lain (mereka jadi brand advocate). Funnel harus punya step untuk post-purchase loyalty dan sharing.

Untuk ngatasin dua masalah ini, kita nggak perlu ninggalin AIDA. Kita cuma perlu menambahkan dua step penting yang mengubahnya menjadi AAIDAS (Atensi, Afinitas, Interest, Desire, Action, Sharing).


Tahap 1 Mencuri Perhatian dan Membangun Rasa Nyambung

Tahap pertama ini nggak cuma soal Attention. Tapi juga Afinitas (Affinity), yaitu koneksi emosional yang membuat customer merasa nyambung dengan brand kamu. Di tengah scroll cepat, kamu harus ngasih value instan.

Cara Memenangkan Perhatian Cepat dan Affinity

The Micro-Content Hook: Attention didapatkan di 3 detik pertama dengan content yang langsung ke pain point atau humor yang relateable (micro-content di TikTok/Reels). Nggak ada intro kaku. Contoh: "Nggak perlu basa-basi, ini dia tiga design yang bikin klien kamu ilfeel."

Affinity Lewat Kejujuran: Afinitas dibangun dengan low-profile storytelling. Share proses behind the scene yang nggak sempurna, vulnerability founder saat struggling, atau story customer yang jujur. Brand yang nggak takut tampil nyata akan memenangkan trust instan.

Komunitas Sebagai Magnet: Gunakan platform komunitas (Discord, private group) untuk sharing value gratis yang nggak kamu share di public social media. Ini membuat customer merasa eksklusif, yang boost afinitas. Mereka merasa nyambung karena berada di lingkaran dalam brand kamu.

Tahap 2 Memicu Ketertarikan dan Membuktikan Diri

Setelah Attention kamu dapat, Interest muncul. Customer akan search lebih dalam. Mereka nggak percaya klaim kamu. Mereka percaya bukti. Desire (keinginan) hanya akan muncul setelah Interest mereka divalidasi dengan trust.

Taktik Menimbulkan Ketertarikan dan Keinginan

Tunjukkan, Jangan Hanya Ceritakan: Nggak cukup bilang produk kamu bagus. Tunjukkan video before-after, grafik return on investment (ROI) nyata dari customer lama, atau demo live yang transparan dan nggak ada edit-an. Biarkan customer melihat sendiri impact-nya.

Review dari Pihak yang Dipercaya: Customer lebih percaya review dari influencer atau expert yang terlihat nggak dibayar (unbiased). Fokuskan marketing kamu untuk mendapatkan review organik dan tampilkan semua review (baik yang bagus maupun yang nggak terlalu bagus) di website kamu. Nggak semua review harus sempurna; ketidaksempurnaan ini justru membangun trust.

Value yang Lebih Besar dari Harga: Pemicu Desire adalah customer merasa mendapatkan value yang jauh lebih besar dari harga yang mereka bayar. Gunakan teknik anchoring (harga normal dicoret) dan breakdown semua manfaat produk kamu menjadi value moneter untuk membuat Desire itu nggak tertahankan. Customer harus merasa ini adalah deal terbaik yang nggak boleh dilewatkan.

Tahap 3 Menggerakkan Aksi dan Mengajak Mereka Bercerita

Action (buy) bukanlah akhir dari funnel. Action adalah step ke-4, dan funnel kita harus punya step ke-5: Sharing (Advocacy). Customer yang happy setelah buy adalah sales team gratis yang paling efektif.

Cara Membuat Customer Bertindak dan Sharing

Checkout yang Anti-Ribet: Action terjadi kalau proses checkout kamu cepat, simple, dan nggak banyak step yang ribet. Hapus semua distraction di halaman checkout dan pastikan semua opsi pembayaran tersedia. Setiap click tambahan bisa membatalkan action. Jangan pernah menyulitkan customer saat mereka sudah mau membayar.

*Pengalaman Unboxing yang Worth It: Sharing (Advocacy) dimulai dari pengalaman unboxing yang nggak terduga. Tambahkan handwritten note low-profile, free sample kecil, atau sticker yang fun di packaging kamu. Hal-hal kecil ini memicu customer untuk bercerita di social media karena mereka merasa diapresiasi.

Reward untuk Rekomendasi: Secara aktif, minta customer kamu untuk share pengalaman mereka dengan memberikan reward yang menarik (discount untuk next purchase, free upgrade). Ini bukan pay-to-review, tapi reward untuk advocacy yang tulus. Advocacy ini akan menciptakan loop Attention baru bagi teman-teman mereka.

Formula ini mengubah funnel marketing kamu dari garis lurus yang statis menjadi loop yang terus berputar dan didukung oleh trust dan advocacy customer. Nggak cukup hanya menarik attention. Kamu harus memenangkan hati customer di setiap step, dari scroll pertama sampai mereka merekomendasikan brand kamu ke teman mereka. Funnel yang sukses di tahun ini adalah funnel yang didorong oleh customer sendiri.

image source : Unsplash, Inc.

Gas komen di bawah! Santai aja, semua komentar bakal kita moderasi biar tetap asyik dan nyaman buat semua!

Lebih baru Lebih lama
ardipedia

نموذج الاتصال